Blurb
Di dunia yang terlupakan waktu, berdirilah sebuah restoran kecil di antara bayangan dan keajaiban.
Hanya mereka yang tersesat—jiwa-jiwa yang membawa luka, kenangan, dan kerinduan—yang bisa menemukannya.
Mereka tidak datang untuk makan. Mereka datang untuk mengingat. Untuk mengikhlaskan.
Di balik meja dapur yang sunyi, seorang pria tanpa nama memasak bukan dengan resep,
tetapi dengan rasa yang terlahir dari luka, harapan, dan kisah-kisah yang tak sempat selesai.
Setiap hidangan adalah jembatan: antara masa lalu dan masa kini, antara penderitaan dan pengampunan.
Dan setiap pelanggan. . . adalah legenda.
Rasa di Dunia yang Terlupakan adalah novel puitis tentang makanan, kehilangan, dan keajaiban yang tersembunyi di antara desah napas terakhir dan harapan pertama.