Rasa di Dunia yang Terlupakan

Darian Reve
Chapter #1

Pelanggan Berwajah Duka

Langkahku menapaki tanah yang tidak kutahu namanya. Kabut menggantung di udara, terlalu padat untuk pagi, terlalu dingin untuk malam. Angin tidak meniup, namun rasanya dunia tetap bergerak perlahan, seperti napas yang enggan berhembus. Di kejauhan, sinar kuning lembut mengintip dari balik jendela kecil.

Apa aku masih berjalan di antara dunia? Atau ini hanya mimpi dari jiwa yang lupa pulang?

Pintu kayu itu tidak tinggi, tapi terasa berat saat kudorong. Lonceng kecil di atasnya berdenting, suaranya bergema terlalu lama di telingaku. Ruangan di dalam hangat, dindingnya coklat tua, lantainya kayu yang sudah tergores usia. Ada lima meja saja, cukup untuk mengingatkan bahwa ini bukan tempat ramai—ini tempat untuk yang ingin diam.

Aku memilih tempat di sudut ruangan, tempat yang sama seperti sebelumnya. Cahaya lampu gantung bergoyang pelan, menciptakan bayangan lembut di langit-langit. Di sudut ruangan ada tanaman merambat, warnanya hijau tua, kontras dengan dinding coklat yang mengelilinginya. Aroma daging dan rempah hangat menyusup ke dalam napasku, menusuk hingga ke masa lalu.

“Aroma ini… malam terakhir di rumah O’Donnel…”

Dapur di sisi kiri restoran memanjang, terbuka. Di balik nyala api dan uap, dia berdiri di sana—pria itu. Tangannya tenang, tidak terburu-buru, seolah waktu tunduk pada irama pisaunya. Ia tidak melihatku, tapi aku tahu ia menyadari keberadaanku.

Aku pernah menjadi suara terakhir yang didengar seseorang. Lagu dukaku menggema di ladang-ladang sebuah negeri, membawa kabar kematian pada keluarga yang tak siap. Dulu, aku dipanggil. Kini, aku hanya datang sendiri—karena tidak ada lagi yang memanggil.

Tak ada rumah untuk kujaga, tak ada jiwa yang menungguku. Tapi rasa ini… seolah mengajakku kembali.

Semangkuk stew domba diletakkan di mejaku tanpa sepatah kata. Kukepal jari, menahan gemetar yang entah datang dari dingin atau kenangan. Kuambil sendok perlahan, mencicip rasa yang seperti pelukan lama—hangat, berat, dan hampir terlupakan. Setetes rasa itu membangkitkan suara anak kecil memanggil ibunya, dan langkah tua sang ayah menuju ranjang terakhirnya.

Lihat selengkapnya