"Papa, shila gak mau dikelas ini! Shila maunya dikelas yang pojok pa! Kelas ini gak kenal" gerutu shila sambil menarik baju papanya.
"Gak kenal maka gak sayang, jadi kamu harus terima apa keputusan kepala sekolah, oke?" ucap papa sambil tersenyum.
Tak kenal maka tak sayang,
Kalo udah sayang malah di buang?
Tanpa bergerutu lagi shila masuk ke kelas yang terdaftarkan namanya, awalnya ia ragu karena tatapan siswa yang sudah ada di dalam kelas seperti -tak menyukainya- itu yang ada di benak shila.
Shila cuek sama keadaan di dalam kelas yang sepi tak bersuara. Bahkan ini lebih sepi dari gemuruh suara ayam lagi bertelur.
"Assalamualaikum, Haloo adik-adik!"
Teriak riang kakak kelas yang ada di depan kelas.
Shila hanya diam menatapi kakak kelas yang lagi bercanda riang didepan kelas itu, sementara siswa yang lain menyapa mereka layaknya udah kenal dekat.
"Kenalin nama kakak Dino, ini temen kakak namanya purwa, dan ini namanya nadin" sahut kak dino sambil memperkenalkan kakak gugus lainnya.
Yang melihatnya hanya angguk-angguk mengerti sambil memperlihatkan senyumnya. Lain dari shila, dia hanya diam cuek menatapi kejadian yang ada didepan matanya.
"Hm, baiklah kakak disini bertugas jadi kakak gugus kalian selama 2 hari, kakak akan ajarin tata tertib sekolah ini, dan Kasih tau ruangan yang ada disini" ujar kak purwa mengawali pembicaraan.
"Oh iya, kakak pengin tau apa alasan kalian masuk sekolah ini? Apa karena disuruh orang tua atau kepengin sendiri?" usul kak nadin.
"Dimulai dari barisan belakang ya.. Itu yang dibelakang kenapa nunduk? Pengin tidur atau pengin boker?" tanya kak dino.
Merasa terpanggil shila mengangkat kepalanya menatap kakak kelas yang ada didepan dan siswa yang dari tadi ternyata melihatnya.
"Aa..aku kak?" tanya shila gugup.
Kak dino mengangguk sambil menatap tatapan tajam kearah shila.