Hening. Hanya suara kardiograf yang memenuhi ruangan bernuansa putih itu. Tidak ada percakapan atau pun gurauan yang biasa terlontar, karena memang kini belum waktunya mereka berkunjung. Dia sendiri. Terbaring dengan mata terpejam bak seorang pangeran yang tengah menunggu seorang putri datang membangunkannya. Entah sampai kapan dirinya enggan membuka mata. Wajahnya pucat dan bibirnya terkatup rapat, padahal jika saja ia mau tersenyum pasti semua wanita akan meleleh dibuatnya. Tatapannya yang tajam bak elang bahkan ikut dirindukan pula oleh orang-orang di sekelilingnya. Namun, harapan hanyalah sebuah harapan. Nyatanya, semua sudah menyerah akan dirinya. Dari para sahabat, dokter, bahkan orang tuanya sudah mengikhlaskan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa. Mereka semua yakin bahwa tidak ada rencana yang lebih indah dari rencana-Nya.
'krieet...' Suara pintu terbuka. Dan tampaklah seorang gadis manis yang membawa bunga lili putih di tangannya. Gadis itu menuju meja di samping brankar. Seperti biasanya, ia mengganti lili putih yang sudah layu dengan yang baru, meletakkan lili putih di vas yang sudah di ganti airnya. Membuat ruangan putih itu lebih indah. Ya.. lili putih, bunga favorit seseorang yang kini tengah terpejam.
"Hai.. Apa kabar Bintang?" ucapnya sembari menahan genangan air mata yang nampak siap tumpah kapan saja.
"Kamu.. nggak capek apa tidur terus. Bangun dong, buka mata kamu. Kamu tahu nggak? dia.. lagi nunggu kamu. Dia.. pasti pengen dijenguk sama kamu. Jangan buat dia nunggu lagi. Menunggu itu nggak enak loh. Enakan juga ditungguin, kayak kamu gini. Hehe.. bercanda kok, jangan dimasukin hati ya. Get well soon. Aku sayang sama kamu. Cup.."
Tak lama gadis itu pun berlalu pergi setelah memberi kecupan singkat di dahi yang berbalut perban. Berlama - lama di sana hanya akan membuat hatinya perih. Hanya bisa menatap seseorang yang kini terbaring tak berdaya. Dia merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa menyelematkan Bintangnya.
"Ra? hey kenapa di luar? yuk masuk." ajak seorang gadis yang tak lain adalah sahabatnya.
"Em.. aku udah lihat Bintang kok. Kamu masuk aja gih. Paling bentaran juga anak - anak pada ke sini. Aku ada urusan dulu. Bye bye." ucapnya sembari melambaikan tangan.
Gadis itu hanya mampu menghela napas panjang.
'sampai kapan lo mau kayak gini' batinnya.
Dan benar adanya, tak lama kemudian ruangan hening bernuansa putih itu ramai dalam sekejap karena kedatangan teman - temannya.