Flashback, 1 tahun yang lalu ...
* * *
"Pertemuan kita memang singkat, namun sangat berkesan untukku hingga akhir hayat."
- Rasi -
.
.
Suasana sungguh mencekam. Tidak ada yang berani bersuara walau hanya sepatah kata saja. Hanya suara jarum jam yang memenuhi ruangan itu.
Tik.. Tok.. Tik.. Tok..
Terlihat seorang guru berkaca mata tebal tengah duduk angkuh di depan dua siswinya. Tatapan matanya sungguh membuat orang lain tak dapat berkutik. Auranya sungguh tegas, membuat siapapun segan padanya. Termasuk dua orang siswi yang kini berada di hadapannya. Meski salah satunya tak begitu takut karena merasa tindakannya benar.
"Jadi.., jelaskan kekacauan apa yang sudah kalian berdua lakukan!" ucap tegas Bu Meta yang tak lain adalah guru BK di SMA Cendrawasih.
"Dia yang mulai duluan Bu. Dia udah jambak saya duluan. Terus cakar saya!. Lihat deh Bu, ini.. ini, dan ini.. bekas cakaran dia tuh Buk." ucapnya berapi-api sambil menatap sinis ke arah siswi di sebelahnya.
Sedangkan yang ditatap hanya mampu memutar bola mata malas.
"Apa benar yang dikatakan Alena, Rasi?" tanya Bu Meta yang hanya diberi anggukan oleh Rasi.
Bu Meta melotot tajam, tak habis pikir dengan siswi bernama Rasi di hadapannya. Masih tergolong siswa baru karena memang masih terhitung seminggu sejak kegiatan MOS dilakukan, namun lihatlah kini. Sudah berani membuat kekacauan di hari Senin yang cerah.
"Baiklah karena kamu sudah mengakui, maka saya tidak ada alasan untuk tidak menghukum kamu!. Sekarang lari keliling lapangan 10 kali. Setelah itu bersihkan perpustakaan!" jelas Bu Meta.
Rasi hanya diam. Menghembuskan napas panjang, kemudian melontarkan sebuah kalimat yang mampu membuat Bu Meta tertegun.
"Jadi.., seperti ini hukum yang berlaku di sekolah ini? hanya melihat dari satu sisi aja. Padahal masih ada sisi lain yang harus ibu periksa. Seperti halnya sebuah mata koin. Ada sisi depan dan sisi belakang. Ibu nggak bisa hanya melihat salah satu sisinya aja, karena bisa jadi Ibu salah menilai." ujar Rasi santai sambil memainkan kukunya.