Rasuk Terakhir: Huriyyah

litareea
Chapter #11

SEGALA SESUATU YANG TERHUBUNG

"Kyai, Uztadzah. Kondisi Nadhira semakin memburuk. Kulitnya sekarang mulai menghitam dan terlihat membusuk."

Ucapan seorang santriwati lainnya yang menjaga tepat di samping ranjang milik Nadhira itu langsung membuat kami semua panik seketika.

"Kita tidak punya banyak waktu lagi. Energi roh gaib yang merasuki tubuh Nadhira ini sangat kuat. Energi itu menjadi semakin negatif dan tidak terkendalikan. Jika dibiarkan, ia mungkin akan menguasai tubuh Nadhira sepenuhnya dan itu sangat membahayakan!"

Kyai Hasanuddin mulai kembali berseru dengan khawatir setelah melihat langsung bagaimana permukaan kulit Nadhira yang mulai membusuk dan keadaan gadis itu yang tak lelah membelalakkan kedua matanya tanpa henti.

"Bagaimana, Sabiya? Apakah ada jawaban dari suamiku terkait apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"

Sekarang giliran Uztadzah Normazah yang bertanya padaku karena aku adalah orang yang mengambil alih ponsel miliknya setelah mengirimkan sederetan pesan yang cukup panjang terkait situasi sekarang ini kepada Gus Karim.

Tepat saat Uztadzah Normazah bertanya padaku itu, satu pesan masuk dan pengirimnya adalah... Gus Karim!

Aku langsung membukanya dengan tidak sabaran dan jantung yang berdebar cukup kencang.

'Cara untuk menguak perlakuan dan kejahatan Syekh Adil Tsani dan Ayahnya...'

Ah, mendadak aku terdiam sejenak begitu membaca isi pesan jawaban Gus Karim.

Sungguh cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Tapi... bukankah tidak ada salahnya untuk mencoba?

Nadhira harus segera diselamatkan dan Huriyyah harus mendapatkan keadilan!

Itu adalah tujuan kami semua meskipun harus berpacu dengan waktu yang rasanya mulai menghimpit karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada tubuh Nadhira selanjutnya.

***

Sesuai arahan dari Gus Karim, kami merekam keadaan Nadhira yang sedang kerasukan di atas ranjang dan mengunggah rekaman video itu ke media sosial.

Aku sengaja mengetikkan kata kunci 'Video Nadhira Husein yang tengah dirasuki korban dari perbuatan Syekh Adil Tsani dan Kyai Abdul Jatira' agar rekaman video itu dengan cepat ditonton banyak orang karena seingatku Nadhira sempat mendapatkan cukup banyak publisitas sebelumnya karena video kerasukannya yang sempat viral.

Dan sesuai dugaanku, dalam hitungan waktu cepat rekaman video yang aku unggah di platform menonton video itu seketika tersebar dan ditonton puluhan ribuan kali hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit.

Semua itu karena kata kunci 'Nadhira Husein', banyak orang yang penasaran akan video terbaru gadis yang sempat populer gara-gara video kerasukannya yang begitu terkenal dan menyita perhatian publik sebelumnya.

Namun, video yang dengan cepat tersebar dan merebak di situs internet ini saja tidak cukup. Tujuan utama kami mengunggah video ini bukan untuk mendapatkan publisitas atau membuat Nadhira viral kembali sebagai gadis yang mengalami kerasukan.

Alasan mengapa kami melakukan semua ini adalah demi mendapatkan saksi atau setidaknya alumni lama dari pesantren ini yang bisa membuka tabir kejahatan Syekh Adil Tsani dan Ayahnya pada masa lalu setelah menyaksikan video Nadhira yang sedang kerasukan 'Huriyyah' di dalamnya itu.

'Korban pelecehan dan penyimpangan agama yang dilakukan Syekh Adil Tsani dan Ayahnya bukan hanya terjadi pada Huriyyah saja, melainkan banyak korban dan santriwati pada masa lalu yang juga mengalami hal serupa. Hanya saja mereka selalu bungkam dan kedua lelaki itu selalu lolos berkat kekuasaan yang mereka punya.'

Gus Karim mengirimkan pesan sedemikian rupa.

Menurut informasi dari Gus Karim, satu-satunya cara yang dapat kami lakukan untuk membuka borok dua lelaki bejat itu adalah dengan menemukan korban Syekh Adil Tsani dan Kyai Abdul Jatira melalui video kerasukan ini dan memintanya untuk memberi kesaksian di internet sehingga seluruh orang dapat mengetahui tindakan kriminal macam apa yang sudah dua orang itu lakukan pada masa lalu.

Karena pada dasarnya, kekuatan dan kekuasaan jenis apapun tidak akan bisa lari saat berhadapan dengan mata dan tuntutan publik yang mulai menghakimi sesuatu yang memang pantas untuk dihakimi.

Aku dan yang lainnya terus memantau komentar yang masuk dari video itu dengan seksama dan nyaris tidak sabaran. Sejauh mata memandang hanya komentar yang merasa bergidik ngeri, mengkritik dan prihatin akan apa yang terjadi pada Nadhira masuk dalam kotak komentar.

Komentar-komentar semacam itu, bukanlah yang kami inginkan.

Lihat selengkapnya