Ratu Leak

Bakasai
Chapter #1

Akasaka

Liuk gemulai tubuh kelima gadis belia yang mengenakan bikini model one piece, berwarna kuning begitu indah memukau. Seiring dentuman musik dari permainan seorang disjoki laki-laki yang berambut gimbal. Wangi alkohol serta asap nikotin sangat pekat menyeruak menggoda indera penciuman. Tarian lampu warna-warni menambah gemerlap dunia malam yang tersaji glamor dan liar, pada sebuah diskotik bernama Akasaka yang terletak di belahan utara Kota Denpasar.

Ada salah satu gadis muda dari kelima sexy dancer itu yang menjadi titik pusat perhatian para penikmat tubuh kaum Hawa. Ia tidak berada di tengah formasi dan malah terkesan paling pojok, tepatnya di bagian sisi kiri panggung diskotik.

Penampilannya tampak sama dengan gadis lainnya, berkepang dua, berambut kecoklatan dengan lekuk tubuh yang biasa-biasa saja. Malah kedua payudara terlihat lebih kecil dibandingkan keempat temannya. Hanya saja ada pancaran aura yang memang sedikit berbeda, menyeruak keluar dari dalam diri sosok itu.

Pesonanya laksana bulan purnama yang mengalahkan kemilau para bintang di kanvas sang langit malam. Hingga mampu menghipnotis kaum Adam yang memandangi dirinya.

"Aku ingin gadis itu!" ucap seorang pria paruh baya, berperut buncit, dan setengah botak, sambil menunjuk sosok gadis yang berada di sisi kiri panggung diskotik.

"Baik, Pak!" jawab laki-laki muda berjas hitam yang berdiri di samping kiri lalu berbalik dan meninggalkan majikannya.

Seiring malam yang kian merambat naik di suatu tempat yang tidak jauh dari sana. Terlihat seorang wanita tengah menikmati sebatang rokok mild di atas tunggangannya. Parasnya cantik dengan bentuk rahang bulat khas wanita Indonesia, berbibir busur, dan berambut merah menyala sepanjang bahu bergaya Blunt Bob.

Wanita itu mengenakan jaket serta celana berbahan kulit sintetis hitam dengan kaus dalam berwarna putih polos. Pada bagian paling ujung bawah, terlihat sepasang sepatu bot abu-abu berhak tinggi, yang melindungi kaki indahnya dari terpaan angin malam yang mulai terasa dingin.

Dengan penampilan tersebut ia terkesan anggun juga angkuh. Apalagi dirinya sedang duduk di atas motor sport berwarna merah metalik. Di mana tunggangannya itu bukanlah buatan pabrikan asal Jepang, tapi dari negeri pizza yang harganya masih berkisar ratusan juta rupiah. Jadi wajar, jika banyak orang yang melirik, menoleh atau sekedar menatap dirinya walau sesaat. Ditambah lagi ia memarkirkan kendaraannya di Jalan Teuku Umar, yang merupakan kawasan pertokoan yang selalu ramai. Lebih tepatnya berada di seberang diskotik Akasaka.

Sambil menikmati sebatang tembakau yang masih sisa separuh, wanita itu meraih ponselnya yang tertidur pulas di saku kanan jaket.

"Hmm, masih pukul 10 malam," gumamnya saat menatap layar pada benda pintar tersebut.

Saat hendak memasukkan ponsel ke tempat asalnya, tiba-tiba benda pintar tersebut bernyanyi dengan menyanyikan lagu kemenangan sebuah game RPG (Role Playing Game) terkenal dari negeri sakura. Tentu saja ada rasa kaget yang menyerang jantung wanita itu, apalagi setelan nada deringnya outdoor, sudah kebayangkan betapa kerasnya? Dan sangat wajar jika ada beberapa orang menatap dirinya secara sinis seraya merutuk kesal dalam hati, kampungan.

Wanita berambut merah itu tidak segera mengangkat panggilan tersebut, malah memperhatikan layar ponsel untuk melihat nama yang tercetak di sana. Seketika awan cerah di parasnya berubah menjadi gelap gulita, saat membaca deretan aksara yang tertera.

Lihat selengkapnya