"Dari sekian milyar pria penghuni bumi, aku justru mencintai seseorang yang hatinya telah tertambat pada wanita lain."- Alyra Arunika.
Alvin hanya bisa menghela napasnya panjang, setelah setengah jam telinganya hampir lepas rasanya, karena mendengar omelan Bu Meta yang tiada hentinya.
Seperti dugaanya, kini ia dan Lyra harus berhadapan dengan Bu Meta, guru BK SMA Sparkle yang terkenal tegas. Padahal, ia sudah tiba di sekolah tepat waktu dan terlambat karena harus menjemput Lyra.
Padahal rumah Alvin tepat berada di samping rumah Lyra, namun gadis itu selalu saja bangun siang dan terlambat.
"Alvin, Ibu kecewa sama kamu! Kamu itu anggota Osis! Seharusnya kamu memberi contoh yang baik bagi teman-teman kamu. Bukannya terlambat seperti ini," ucap Bu Meta dengan nada kecewa.
Alvin hanya bisa menundukkan kepalanya, ini bukan pertama kalinya ia terlambat datang ke sekolah, hanya karena menuruti permintaan Lyra.
Lyra yang melihat Alvin yang menundukkan kepalanya dan merasa bersalah pun, menghela napas panjang.
"Bu, Alvin nggak salah, dia udah tiba di sekolah tepat waktu. Dia terlambat karena saya, saya yang minta dia jemput di rumah. Karena Alvin orangnya baik, dia jemput saya. Jadi, silahkan salahkan saya dan berikan saya hukumannya!" kata Lyra, yang membalas perkataan Bu Meta dengan santai.
"Saya juga salah, Bu. Saya yang mau menjemput Lyra dan saya terlambat. Jadi, silahkan Ibu hukum saya, karena kelalaian saya!" sergah Alvin dengan cepat, membuat Lyra menatapnya dengan tajam.
Bu Meta berdecak pelan, sambil berkacak pinggang. "Kalian berdua saling melindungi kesalahan satu sama lain, selalu seperti ini. Baiklah, saya akan menghukum kalian berdua, bersihkan lapangan basket indoor, sampai bersih!"
Lyra hanya bisa pasrah, saat Alvin bergegas dan menarik pergelangan tangannya menuju lapangan basket indoor.
"Ini terakhir kalinya gue bantuin lo, Ra. Gue nggak mau lagi dihukum karena lo. Untung aja gue orangnya tampan dan baik hati," ujar Alvin santai, yang membuat Lyra terkekeh saat mendengarnya.
"Uuu ... so sweet banget, sih, malaikat pelindungku ini. Selalu membantu gue yang imut ini," balas Lyra sambil mencubit gemas kedua pipi Alvin.
Kemudian, Lyra sedikit berjinjit dan membisikkan sebuah kalimat di telinga Alvin. "Tapi, gue yakin lo akan selalu ada di sisi gue dan membantu gue, Alvino Dariel."
Entah berapa kali Alvin menagatakan tak akan membantu Lyra lagi, seperti biasanya cowok utu akan tetap ada dan membantunya kapan pun.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Lyra berjalan menuju sudut ruangan dan mengambil peralatan bersih-bersih. Ia tak menyadari, jika Alvin masih terpaku di tempatnya.
Cowok tampan itu memegang dadanya dan merasakan jantungnya berpacu lebih cepat, sementara sang pelaku yang membuat jantungnya berdegup tidak karuan, justru dengan santainya mulai mengepel lantai.
Lyra tersentak, saat Alvin langsung merebut alat pel darinya. "Dih, apaan sih, lo?"
Alvin menelan salivanya. "Lo duduk aja, biar gue sendiri yang bersihin ruangan ini!"