RATU SEJAGAT

Bintang Maharani Rahmania Putri
Chapter #12

Tentangmu, Karell!

"Hidup itu harus selalu optimis. Berhasil atau tidaknya, biarkan menjadi keputusan Tuhan."


-Lyra-



"Lyra! Antarin kue ini ke rumah Bunda Kanya!" teriak Raisa yang baru saja selesai membuat beberapa buah muffin coklat. Ia ingin menyuruh putri bungsunya untuk mengantarkan kue tersebut ke rumah Aaron dan Kanya.


Mendengar hal tersebut, Lyra yang berada di ruang keluarga langsung ngacir ke dapur, dengan kecepatan maksimal. 


Alfa yang berpapasan dengan kembarannya itu mengerutkan dahinya. "Buset! Gue kira ada atlet lagi lomba lari marathon."


"Mana kuenya, Ma?" tanya Lyra dengan napas tersengal-sengal begitu sampai di dapur.


"Dih, tumben cepat! Biasanya lama kalau disuruh beginian!" cibir Raisa sambil berkacak pinggang.


"Biasa, Ma. Di rumah Ayah Aaron sekarang udah ada pangerannya Lyra. Pantas aja semangat! Kalau bisa dia mau pindah rumah sekalian!" ejek Alfa sambil mencomot salah satu muffin cake buatan Mamanya.


Membuat Lyra mengibaskan rambutnya. "Anda benar sekali!"


"Oh, iya, lo udah ngobrol sama Karell? Menurut lo, dia orangnya kayak mana?" tanya Lyra dengan antusias.


"Gue belum ngomong empat mata sama dia. Gue terlalu sibuk di sekolah. Oh iya, Bunda Kanya juga cerita pas lo pertama kali ketemu sama Karell. Katanya, lo datang masih pakai baju tidur, terus belum cuci muka lagi. Gue yakin kalau Karell langsung ilfeel sama lo." Alfa tertawa sambil mengejek Lyra.


Mendengar hal tersebut, Lyra langsung menyipitkan matanya sambil tersenyum masam. "Kenapa juga Bunda menceritakan kejadian memalukan itu! Lo, kok, tahu kalau, gue punya udang di balik bakwan? Tahu aja, gue mau modus sama Karell."


Alfa mendecak pelan. "Lo lupa kalau kita kembar? Ingatlah, jika hati kita selalu terhubung."


Lyra langsung menjentikkan jarinya. "Benar juga, ikatan batin anak kembar. Pantas aja, gue selalu tahu kalau lo lagi nggak punya duit."


Alfa memasang wajah juteknya. "Lo suka sama Karell?"


"Sejujurnya gue cukup tertarik sama dia, tapi belum sampai tahap jatuh cinta. Gue baru mengaguminya," balas Lyra sambil membantu Mamanya menyusun beberapa muffin ke dalam kotak.


"Perasaan gantengan gue," kata Alfa percaya diri, yang membuatnya dihadiahi timpukan sebuah muffin pada wajah tampannya.


"Dilihat dari segi mana pun, tetap gantengan Karell!" tegas Lyra kemudian menjulurkan lidahnya ke arah Alfa.


Alfa tersenyum penuh arti. Membuat Lyra merinding seketika."Ma, mau Alfa ceritain tentang kejadian memalukan Lyra di sekolah hari ini, nggak?"


Raisa sontak beralih menatap Alfa. Sedangkan, Lyra telah menatap tajam pada saudara kembarnya itu. "Bilang satu kata lagi, hubungan saudara kembar kita putus!" ancam gadis cantik itu.


"Apa, Fa? Coba ceritain ke Mama. Hal memalukan apa yang dilakukan adikmu ini?" tanya Raisa dengan bersemangat. Untuk pertama kalinya, ia mendengar Lyra melakukan hal yang memalukan.


Lyra sontak memanyunkan bibirnya sambil menghentakkan kakinya sebal. "Ah, Alfa mah nggak asik!"


"Lyra ditolak sama Karell, di depan banyak orang!" teriak Alfa tanpa belas kasih. Kemudian, ia tertawa terbahak-bahak. Dengan suaranya yang menggelegar berhasil membuat seluruh orang berkumpul di dapur.


"Apa?! Anakku ditolak sama cowok?!" pekik Evan-Papanya si kembar dengan wajah terkejutnya.


"Oma pertama kalinya dengar Lyra ditolak sama cowok. Kalau Lyra yang menolak cowok, sih, udah biasa!" ujar Aisyah--- Omanya Lyra, yang sedang berada di ruang makan langsung menuju ke dapur.


"Siapakah gerangan cowok yang berhasil mematahkan hati cucuku ini?!" teriak Rudy--Opanya si kembar dengan wajah menahan tawa.


Tentu berita ini menjadi topik yang menarik untuk keluarga Lyra. 


Pasalnya, mereka sudah biasa mendengar jika Lyra berhasil mematahkan hati banyak pria. Namun, untuk pertama kalinya mereka mendengar Lyra ditolak.


Ingin rasanya Lyra mengutuk Alfa yang mulutnya sangat ember. 


Mengapa ia memiliki kembaran seperti Alfa yang mulutnya persis ember bocor. 


Lyra merasakan jika dirinya sebentar lagi akan menjadi bahan bully-an keluarganya.


 "Siapakah cowok luar biasa itu?" Evan menyenggol lengan putranya.


Masih dengan senyuman yang membuat Lyra ingin memukul wajah Kakak kembarnya itu, Alfa menjawab santai. "Karell."


Raisa dan anggota keluarga yang lain langsung tertawa terbahak-bahak.  


Apalagi Alfa menceritakan kronologi kejadian di Kantin secara rinci. Wajah Lyra semakin memerah, menahan malu.


"Tuh, kan Mama bilang juga apa. Suatu saat, kamu akan kena karmanya!" kata Raisa, dengan wajah julidnya, membuat Lyra meniup poninya.


"Papa jadi ingin mengobrol langsung dengan Karell," ucap Evan sambil mengerling jahil.


"Lo bosan hidup, Fa?!" Lyra menatap Alfa dengan wajah datar.


Alfa justru memasang wajah menyebalkan sambil menjulurkan lidahnya. 


Lyra mengambil sebuah apel yang berada di dekatnya dan hendak melemparkannya ke arah Alfa.


Raisa melerai kedua anaknya. "Stop! Lyra, buruan antarin kuenya ke rumah Bunda Kanya!"


"Ciee ... masih berani menampakkan wajah di depan Karell, nih?" cibir Alfa, membuat Lyra mengelus dada pelan akan kelakukan Kakak kembarnya itu.


"Setan aja minder sama kelakuan lo, Fa!" gerutu Lyra.


"Mengapa keluargaku berbeda? Bukannya memberi dukungan, diriku justru dijulidin!" ujar Lyra dengan dramatis.


"Aku akan buktikan ke kalian semua. Kalau Karell, bakal suka sama aku. Lihat aja!" Lyra berucap dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi. 


Karell telah menjatuhkan harga dirinya di depan banyak orang, termasuk keluarganya.


Lihat selengkapnya