RATU SEJAGAT

Bintang Maharani Rahmania Putri
Chapter #14

Wanita Cerdik

Lyra hanya bisa berdecak pelan, saat beberapa teman kelasnya mengikutinya ke mana pun.

Persis para bodyguard.

Ini semua berkat ucapan Alfa. Bahkan, Rania dan Valen juga selalu berdiri di samping kanan dan kirinya.

"Sumpah, gue nggak apa-apa! Nanti kalau ada yang mau macam-macam sama gue, langsung gue keluarin jurus karate gue!" decak Lyra yang risih.

"Nggak! Lo sedang dalam bahaya, Ra!" sahut Valen sambil mengunyah permen karet miliknya.

The Fantasia Girl memilih salah satu meja yang berada di paling sudut Kantin.

Ketiganya memesan tiga mangkuk Mie Ayam dan tiga gelas es teh.

"Gue nggak sabar melakukan penyelidikan lagi," bisik Rania pelan, membuat Valen mengangguk setuju.

"Jangan bahas hal ini di sekolah, berbahaya!" sahut Lyra sambil menuangkan sambal ke dalam mangkuk Mie Ayam miliknya.

Valen menyenggol lengan Lyra, saat melihat Darren dan Stella memasuki Kantin bersamaan. Mereka terlihat berbincang-bincang. 

Mata Lyra langsung membulat sempurna. "Sejak kapan mereka dekat?"

Rania menatap Lyra keheranan. "Lo serius nggak tahu tentang kejadian kemarin?"

"Kejadian apa?" Lyra justru balik bertanya.

Valen tertawa renyah, sepertinya Lyra memang belum mengetahui trending topic dan rumor yang menyebar di sekolah ini sejak kemarin. "Pasti lo belum buka sosmed dari kemarin."

Lyra menggeleng polos sambil memainkan rambutnya. "Gue lagi malas buka sosmed."

Valen langsung mengeluarkan ponselnya, membuka portal berita SMA Permata. Di mana, setiap siswa SMA Permata bisa membagikan foto-foto atau berita-berita tentang siswa lainnya.

 Bahkan, tak jarang beberapa siswa yang sedang dating di Cafe atau pun Mall tertangkap kamera. Keesokan harinya, mereka menjadi trending topic siswa lainnya. Bisa dibilang, semua orang bisa menjadi paparazzi.

Dan yang sedang menjadi trending, selain kasus peneroran Lyra, trending kedua adalah foto di mana Stella memasuki mobil Karell.

Lyra membaca komentar-komentar para siswa lainnya.

"Karell sama Stella lagi dekat?!"

"What The Hell! Stella udah dekat sama Alfa dan sekarang Karell?!"

"Kayaknya Karell langsung kepincut pesona Stella!"

"Aduh, baby Karell!"

"Kalau mereka jadian besok, kita pura-pura kaget aja, ya, guys!"

"Hahaha ... pantas aja kemarin Karell nolak si Lyra."

Rahang Lyra mengeras seketika, wajahnya tertegun. Saat membaca komentar yang terakhir. Ia beralih menatap Karell dan Stella yang sedang mengantre untuk membeli makanan. 

"Jadi, ini alasan lo menolak gue kemarin?" gumam Lyra pelan sambil mengunyah Mie Ayam miliknya.

"Dasar tukang cari perhatian!" umpat Lyra dengan suara kecil sambil menatap Stella.

Lyra tak apa jika dalam situasi yang normal, masalahnya terletak pada Karell. Saat ini Lyra sedang melakukan taruhan dengan Karell. Jika seperti ini, semua orang akan menganggapnya kalah terlebih dahulu.

Saat Stella melintas di samping mejanya, Lyra sengaja memanjangkan kakinya. Hingga membuat Stella tersandung dan tersungkur di lantai.

"Ouch!" pekik Stella yang terkejut. 

Akibatnya, sepiring nasi goreng dan jus alpukat yang gadis itu bawa tumpah seketika dan mengotori seragam Stella. Seluruh orang yang berada di Kantin menertawai Stella.

"Lain kali kalau jalan pakai mata, dong! Jadi, nggak jatuh kayak gini," ujar Lyra sambil tertawa renyah.

Stella menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya, menatap Lyra dengan cairan bening yang perlahan turun membasahi pipinya. 

Stella bukan menangis karena perlakuan Lyra, namun ia sedih karena makanan dan minuman yang tumpah itu. Ia tak punya uang lagi untuk membeli makanan, apalagi harga makanan di Kantin SMA Permata terbilang mahal.

Tawa Lyra terhenti, saat Karell datang dan melepaskan jaket miliknya untuk menutupi seragam Stella yang kotor. Karell beralih menatap Lyra.

"Minta maaf sama Stella!" seru cowok itu dengan nada yang dingin dan menusuk. Iris mata coklat gelap milik Karell menikam iris mata coklat terang milik Lyra.

Lyra berusaha memasang ekspresi setenang mungkin. "Ngapain gue minta maaf sama dia?"

"Lo sengaja, kan? Buat Stella tersungkur!" ucap Karell dengan suara cukup keras, membuat semua orang yang berada di Kantin menatap ke arah mereka.

Lyra meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Lo punya buktinya?"

"Gue melihat semuanya dengan jelas!" Karell kembali berucap dengan nada penuh penekanan.

Lyra melipat kedua tangannya di depan dada, kemudian mengangkat dagunya. "Gue nggak mau, tuh! Terus lo mau apa, hah?!"

BYURR!

Semua orang menutup mulut mereka karena terkejut, saat tiba-tiba Karell mengambil segelas es teh milik Lyra dan langsung menumpahkannya ke tubuh gadis itu. Mulut Lyra terbuka, otaknya masih mencerna kejadian barusan.

"Itu yang akan gue lakukan, karena lo nggak mau minta maaf sama Stella." 

Lyra masih dengan wajah bengongnya, mendadak lidahnya kelu untuk mengeluarkan sepatah kalimat.

BYURR!

Karell terkejut, saat tubuhnya juga basah kuyup. Tatapannya beralih menatap wajah Alvin, sang tersangka yang menyiramkan segelas jus jeruk pada tubuhnya.

Tanpa pikir panjang, Alvin spontan melakukan hal itu. Tatapannya setajam pedang yang akan menghunus siapa pun. "Maaf, gue nggak terima, kalau ada yang memperlakukan Lyra seperti yang lo lakukan barusan."

"Di dalam kamus hidup gue, nggak boleh ada satu pun orang yang merendahkan atau melukai Lyra. Karena, sama saja orang itu sedang menantang gue." Alvin langsung menarik lengan Lyra, menjauh dari kerumunan orang-orang. Meninggalkan Karell yang menyugar rambutnya ke belakang.

Karell langsung mengulurkan tangannya dan membantu Stella untuk bangun. "It's okay. Lyra udah dapat balasannya."

"Tapi, seragam lo jadi basah kuyup gara-gara gue," lirih Stella sambil menundukkan kepalanya. Ia merasa bersalah pada Karell.

"Gue nggak apa-apa, kok," ucap Karell tegas. Ia tak ingin terlalu memusingkan hal ini.

Lihat selengkapnya