The Fantasia Girl dan Vandra bersiap di dalam mobil, memantau situasi di depan Bengkel yang menjadi tempat Pak Agus bekerja, setelah menyelesaikan kerjanya di sekolah.
Setelah Bengkel terlihat sepi, Lyra turun dari mobil dan menghampiri Pak Agus.
Pak Agus terkejut saat membalikkan badannya dan mendapati sosok Lyra.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Pak Agus dengan suara yang meninggi.
Lyra mengulum senyuman tipis. "Biasa aja dong, Pak. Kayak abis ngelihat setan aja. Saya kebetulan lewat di sini, saya kaget pas lihat Bapak di sini."
"Kalau tidak ada keperluan, silahkan pergi dari sini!" seru Pak Agus.
"Saya ingin berbicara dengan Bapak," ucap Lyra yang tak ingin berbasa-basi lagi.
"Saya tak punya waktu, saya sibuk!" Pak Agus bersiap meninggalkan bengkel.
"Olivia adalah putri kandung anda, bukan?"
Ucapan Lyra berhasil membuat Pak Agus mematung di tempatnya, ia menatap Lyra dengan pandangan yang tak bisa diartikan.
"Jangan berbicara hal yang tidak masuk akal!" bentak Pak Agus, yang semakin terdesak posisinya.
Lyra mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya, kemudian mengeluarkan secarik kertas. "Baiklah, saya akan menyebarkan tentang akta kelahiran Olivia ke semua orang. Tertera jelas, nama Agus Hendriawan, sebagai Ayah Kandung dari Olivia Shabila. Anda adalah Agus Hendriawan bukan?"
The Fantasia Girl, mengetahui segala informasi tentang Olivia, tak sengaja saat membaca percakapan Pak Agus dan Olivia saat menyadap ponsel gadis itu.
Pada percakapan tersebut, Pak Agus sering mengirimi Olivia pesan dan memanggilnya dengan sebutan anak.
Tak ada yang menduga, jika Olivia adalah anak kandung Pak Agus, yang notabennya tukang kebersihan sekolah.
Selama ini, mereka hanya tahu jika Olivia adalah anak pengusaha kaya raya, yang memiliki usaha Cafe.
Bahkan, orang tua Olivia juga tak pernah menghadiri perkumpulan para orang tua siswa, mereka selalu absen.
Dari menyadap ponsel Olivia, Lyra juga membaca percakapan antara Olivia dan Mamanya.
Dari situ pula, Lyra mengetahui jika Olivia tak akur dengan Mamanya.
Olivia bahkan sering mengirimkan pesan dengan kata-kata kasar.
Saat membaca percakapan Whats App antara Olivia dengan Mamanya.
The Fantasia Girl mengetahui jika orang tua Olivia mengelola bar.
Hanya, beberapa kali Olivia diantar oleh seorang pria yang diduga orang-orang sebagai Papanya, menggunakan mobil.
Kecurigaan The Fantasia Girl semakin meningkat, saat Lyra tak sengaja melihat tumpukan akta kelahiran para siswa kelas 11 IPA-1, saat ia menghampiri Bu Lucy di ruangan Kepala Sekolah.
Keberuntungan berpihak pada Lyra, karena akta kelahiran Olivia berada di tumpukan paling atas.
Lyra iseng membaca dan terkejut saat menemukan nama Pak Agus, sebagai Ayah Kandung Lyra.
Terpecahkanlah misteri, mengapa Pak Agus membantu Olivia. Termasuk, saat merusak rem mobil Lyra.
Pak Agus semakin membelalakkan matanya, tangannya mengepal erat di samping tubuhnya. Lyra hampir memekik pelan, saat tiba-tiba Pak Agus bersimpuh di kaki Lyra.
"Apa yang anda lakukan!" seru Lyra sambil membantu Pak Agus berdiri.
Lyra terkejut saat melihat Pak Agus yang meneteskan air mata, ia membantu Pak Agus duduk di kursi.
Lyra menghela napas, sejenak keduanya terdiam, seolah lidah mereka kelu.
"Saya mohon, Lyra! Jangan sebarkan informasi itu ke semua orang. Olivia akan membenci saya." Pak Agus mengusap wajahnya frustasi.
"Kalau begitu, jawab semua pertanyaan saya. Jadi, siapa pria yang sering mengantarkan Olivia ke sekolah?"
Pak Agus menundukkan kepalanya. "Mamanya Olivia adalah mantan istri saya. Dia meninggalkan saya, karena saya miskin dan tak bisa memenuhi kebutuhan hidup yang ia inginkan."
"Ia kemudian menikahi seorang pengusaha kaya raya, orang yang sering mengantar Olivia ke sekolah. Saya senang, Olivia memiliki kehidupan yang bahagia, semua keinginannya terpenuhi," imbuh Pak Agus.
"Papa tiri Olivia adalah pemilik bar, anda tahu?"
"Ya. Saya mengetahuinya."
Lyra tercengang dengan penuturan Pak Agus, ternyata Mamanya Olivia bercerai dari Pak Agus dan menikahi Papa tiri Olivia yang sekarang. Bersama suaminya, ia mengelola sebuah bar.
"Dari mana kamu tahu tentang Papa tiri Olivia?" tanya Pak Agus pada Lyra.
"Anda tak perlu mengetahuinya," jawab Lyra. Bagaimana bisa ia bilang, jika semua informasi ia dapatkan dari hasil ilegal, dengan menyadap ponsel Olivia.
"Lantas, mengapa anda membantu Olivia untuk membunuh saya? Anda tahu, kan jika tindakan anda yang merusak rem mobil saya, bisa saja membuat saya kehilangan nyawa," lirih Lyra sambil membuang wajah ke arah lain.
Pak Agus terlihat syok, kemudian menatap Lyra. "Bagaimana kamu tahu? Jika saya yang membuat rem mobil kamu?!"
Lyra mengeluarkan sebuah flashdisk, dari dalam saku celananya. "Sebenarnya, saya sudah lama mengetahui hal itu. Saya mencegah rekaman CCTV yang berada di parkiran, yang dengan jelas merekam kejahatan anda, sampai di tangan pihak berwajib. Tapi, anda bukannya kapok, tapi justru mengulanginya kembali."
Pak Agus mulai terisak. "Saya hanya ingin membantu Olivia, cukup saya yang tak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk Olivia. Maafkan saya, Lyra."