Ravrel

Rossesa
Chapter #9

Bab 9 : Pertemuan ketiga

Paris

20 November 2018

Tiada henti bagiku untuk menulis. Tiada henti bagiku untuk tidak memikirkan kamu, dan lebih parahnya tiada henti bagiku untuk tidak jatuh cinta kepadamu.

Pada tiga tahun yang lalu, pada saat pikiranku masih belum terlalu panjang, aku mudah sekali jatuh cinta kepadamu Rav. Hingga perlakuan manismu pun selalu kuingat dan selalu akan kuingat. Padahal kenyataannya tidak sama sekali, kamu belum memberi kepastian, atau memang aku yang terlalu berharap lebih atas hubungan kita ini. Tapi setelah waktu berlalu terhitung dari 3 tahun lalu kamu benar-benar__.

***

Bandung

20 November 2015

Malam ini Reva berniat untuk pergi ke Indomaret sekedar membeli minuman. Disaat Reva keluar dari rumah ia melihat sepedanya terparkir dengan rapi di depan rumahnya. Awalnya Reva berniat untuk membeli minuman itu menggunakan sepeda, tapi setelah di pikir-pikir lagi. Reva ingin sesekali-kali menikmati udara malam seorang diri dengan berjalan kaki.

Angin malam seolah bertiup mengikuti irama langkah kaki Reva yang semakin lama semakin jauh meninggalkan halaman rumahnya. Reva mengambil headset dan memutar lagu untuk menemaninya berjalan. 

"Kunang-kunang."

Reva tersenyum ketika ia mengingat malam itu saat ia bersama dengan Ravrel. Malam yang merupakan malam terindah bagi Reva. Malam, yang Reva rasa jika sosok itu benar-benar seutuhnya untuk Reva. 

Tidak butuh waktu lama, kini Reva sudah sampai di Indomaret setelah mematikan headset yang tadi ia gunakan kini ia langsung menuju ke rak minuman.

***

Reva bersenandung kecil, sambil melangkah menuju salah satu bangku di taman. Tanganya kini berusaha untuk membuka tutup botol minuman yang baru saja ia beli.

Reva menantap bintang yang bertebaran luas di langit malam, tatapannya terfokus pada salah satu bintang yang begitu terang di antara bintang lainnya. Indah untuk di pandang.

Suasana malam seolah mengerti perasaan Reva, heningnya yang begitu terasa serta hembusan angin yang membuat Reva seolah berada di sebuah ruang, dimana Reva hanya bisa merasakan ketenangan serta bebas berangan-angan.

Lihat selengkapnya