Ravrel

Rossesa
Chapter #2

Bab one : Awal dari segalanya.

Paris

22 November 2018

TeruntukRavrel.

Rav kamu tahu, terkadang aku terpikirkan sesuatu.

Seperti, mengapa Tuhan mempertemukan kita?

Pasti Tuhan punya alasannya tersendiri, entah apa itu.

Aku ingat sekali Rav, awal kedekatan kita. Waktu itu aku masih terbalut seragam putih abu-abu. Hanya wanita biasa tanpa kelebihan apapun. Tapi tiba-tiba kamu datang dan mengubah hidupku menjadi luar biasa.

Terima kasih, karena kamu pernah hadir dalam hidupku di masa lalu, dan mungkin tidak untuk masa depan.

Pada Tahun ini aku berniat untuk menuliskan cerita tentangmu Rav, tentang aku dan kamu yang tidak pernah menjadi kita. Mungkin.

***

Bandung

22 November 2015

Jam sudah menunjukkan pukul 07:10, gadis itu tampak gelisah di tempat duduknya, sesekali ia mendongakkan kepalanya untuk melihat apakah kemacetan sudah berakhir atau belum. Entah sejak kapan kota Bandung menjadi padat seperti ini. Keadaan seperti ini membuat siapa pun geram dan ingin keluar dari situasi menyebalkan ini. Sama seperti halnya gadis itu, kepanikan mulai terlihat di wajahnya, suasana bus yang ia naiki cukup ramai. Berulang kali ia mendongakan kepala melihat keadaan di luar apakah macet sudah berakhir atau masih sama seperti yang terakhir ia liat.

Kota Bandung kali ini benar-benar padat dengan kemacetannya. Gadis itu kembali menyederkan punggungnya di bangku penumpang sambil menghela napas gusar.

Sedangkan matahari kini sudah menampakkan diri di ufuk timur, sinarnya mencoba menerobos sisi-sisi jendela bus sehingga cahaya menerpa wajah gadis itu.

Ia sosok gadis berumuran sekitar 16 tahun, memiliki poster tubuh yang tidak terlalu gemuk. Kulitnya putih bersih, dan memiliki rambut panjang yang kini ia gerai. Gadis itu menghela napas lagi, tanda pasrah kali ini. Sepertinya rencana untuk datang lebih awal kesekolah telah gagal. Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil benda pipih di dalam tasnya.

Reva : Sel, lo udah di sekolah?

Reva menunggu sahabatnya itu untuk membalas WhatsApp darinya, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda jika Sela akan membalas pesan itu. Akhirnya Reva kembali meletakan benda pipih itu ke dalam tas yang masih setia ia pangku.

Reva kembali memandang suasana di dalam bus itu. Pandangannya jatuh pada sosok anak kecil yang sedang memakan permen lolipop di tangannya, sedangkan di sebelahnya terdapat seorang ibu hamil, yang Reva simpulkan adalah ibu dari anak kecil itu.

Reva masih terus memandangi anak kecil itu, yang berada cukup dekat dengan bangku yang ia duduki. Permen lolipop? Entah kapan terakhir kali Reva melihat dan memakan permen lolipop seperti yang di pegang anak kecil itu, terakhir kali mungkin ketika Reva berumur 6 tahun, dan tentunya ketika ayahnya masih ada.

Lihat selengkapnya