Rawa Pasir

Ahmalia Azmi
Chapter #21

Bab 21 : Yoda dan Rido

Baru saja Alana kembali sehabis jadwal pengambilan obat Idris dari dokter saraf di Rumah Sakit Umum Daerah ketika kira-kira belasan meter lagi menuju rumahnya tampak motor yang dikenalinya. Itu milik Yoda. Semakin motornya melaju perlahan Alana mendapati Rido berdiri di halaman, dengan tangan terkepal. Ia memakai seragam sekolah, ia pulang cepat. Sepupunya itu sedang berhadapan dengan Yoda yang sedang menenteng satu kantong plastik putih besar bertulis nama toko rotinya, agak mengejutkan bagi Alana karena sempat mengira pesannya semalam merupakan candaan.

“Lebih baik Mas pulang saja,” kata Rido dengan dingin.

Ketika Alana memasuki halaman, keduanya menoleh untuk kemudian mengacuhkannya. “Ada apa ini?” tanyanya setelah turun dari motor.

Rido bergeming dengan mulut mengatup rapat beberapa saat, lalu ia berkata. “Kakak pesan roti dari toko Mas ini?”

“Enggak, tapi....”

Yoda meliriknya, seolah meminta maaf menciptakan situasi tak enak. Mungkin Yoda mengatakan sesuatu yang membuat Rido emosi, seperti halnya pemuda di bengkel kemarin. Namun, Yoda jelas datang dengan tujuannya kepada Alana; bingkisan yang ditentengnya itu sudah menunjukkan maksudnya kemari. Nuriah muncul dari teras dan melangkah ke halaman tanpa memakai alas kaki. Ia jelas mewanti-wanti agar peristiwa pemukulan kemarin tak terulang lagi.

“Ada apa ini Do? Kenapa kau sudah pulang sekolah?”

“Sekolah ada rapat,” jawabnya tanpa berpaling dari hadapan Yoda.

Alana melirik Yoda. “Kau kemari untuk kasih aku roti?” Alana tak tahu harus berkata apa di tengah situasi canggung ini.

“Ya. Nih, buatmu.” Yoda terlihat akan menyerahkan bawaannya pada Alana ketika Rido semakin ketus.

“Kak, dia dan pamannya yang bikin ladang ubi kami rusak, sama sekali enggak peduli biar Ayah juga anggota lembaga. Kenapa kalian sepertinya berhubungan baik?” Rido memberi Alana tatapan sengit, untuk pertama kali dalam hidupnya.

Lihat selengkapnya