Rawan

Eko Hartono
Chapter #4

Kenakalan Murid

Belasan tahun meninggalkan kampung halaman banyak sekali perubahan yang dilihat Wiwin. Kota kecamatan yang dulu kecil dan tidak begitu ramai, kini berkembang besar dan sangat ramai. Tak ada bedanya dengan kota besar. Jalanan dipadati lalu lalang kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Jalan kampung sudah banyak yang diaspal. Bangunan pertokoan berjajar di sepanjang jalan utama. Rumah-rumah penduduk sudah dibangun permanen. Tak terlihat lagi rumah warga berdinding bambu atau papan. Hal ini menandakan kesejahteraan warganya. 

Di balik kemajuan yang dialami kota ini, terjadi perubahan perilaku masyarakat yang makin individualis dan hedonis. Wiwin melihat hal ini perlahan mulai menggerus nilai-nilai hidup tradisional yang menjunjung tinggi moral dan etika. Tata krama atau unggah ungguh sebagai orang Jawa sudah diabaikan. Fenomena ini terlihat pada perilaku anak-anak didiknya di sekolah. Mereka adalah generasi yang akan menggambarkan seperti apa masa depan negeri ini. Jika perilaku mereka sekarang begitu permisif dan nir etika, bagaimana mengharapkan kehidupan masa depan akan jadi lebih baik?

Sebagai guru Wiwin memiliki tanggung jawab besar mendidik mereka. Menuntun dan membimbing ke arah yang baik dan benar. Tapi melihat perilaku mereka yang kadang sangat kelewatan, ada rasa miris dan pesimis bisa mengubah mereka. 

Seperti siang itu ketika Wiwin menyampaikan materi tentang organ reproduksi manusia dan fungsinya, mereka langsung heboh dan berceletuk saru. 1)

"Anak-anak, kali ini ibu akan membahas tentang organ reproduksi manusia," kata Wiwin langsung disambut riuh murid-murid. 

"Kalau itu kita udah paham, Bu. Nggak perlu diajarin lagi," sahut seorang murid laki-laki. 

"Paham dari mana?" tanya Wiwin ingin tahu.

"Dari film bokep, Bu." Jawaban si murid itu langsung disahut dengan sorakan dan tawa yang lain.

Wiwin geleng-geleng kepala. Prihatin. 

"Tolong, kalian dengar baik-baik. Ibu akan jelaskan apa arti reproduksi yang sebenarnya. Reproduksi merujuk pada serangkaian proses biologis yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan baru. Secara khusus, reproduksi manusia adalah pembentukan sel reproduksi yang disebut sel telur atau ovum pada wanita dan sel sperma pada pria. Ketika sel telur dan sperma bertemu dalam kondisi yang sesuai, proses pembuahan terjadi dan pembentukan embrio dimulai. Reproduksi manusia juga melibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam tubuh wanita selama proses kehamilan," terang Wiwin panjang lebar.

Tiba-tiba ada murid laki-laki berceletuk, "Alaah, bilang aja ngewe, Bu. Ribet amat pakai bahasa reproduksi segala. Hahaha... "

Yang lain langsung pada ketawa keras. Terus ada yang menyahut. "Bukan ngewe, tapi wikwik!" 

Grrr ... kembali semua tertawa. Bahkan ada yang sambil gebrak gebrak meja. Suasana riuh sekali. Murid perempuan juga ikut tertawa. Seakan itu hal yang lucu yang patut ditertawakan. Wiwin berusaha menahan diri untuk tidak terpancing marah. Dia biarkan mereka gaduh. Setelah beberapa saat Wiwin angkat bicara. 

"Sudah ketawanya? Kalian anggap ini lucu?" 

Semua terdiam.

"Kalian tahu tidak, berapa banyak dari kalian yang masih berusia belia tidak memahami tubuh kalian sendiri, terutama pada organ reproduksi. Kalian pikir itu perkara ringan? Tidak! Kalian pernah baca berita tentang gadis muda hamil di luar nikah atau tentang penyakit kelamin? Itu semua terjadi karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang organ reproduksi. Kalian perlu mempelajari hal ini agar kalian bisa menjaga dan memperlakukan tubuh kalian dengan baik, terutama pada bagian organ reproduksi. Sehingga kalian tidak berperilaku sembarangan yang berakibat besar pada masa depan kalian. Mengerti?!" 

"MENGERTIIII...!" sahut semua murid.

"Ibu ingatkan sekali lagi. Kalian disekolahkan di sini dengan tujuan agar kalian menjadi pintar. Agar kalian tidak terjerumus pada hal-hal negatif. Jangan sia-siakan waktu kalian untuk menerima pendidikan. Karena pendidikan ibarat lampu penerang yang memberi kalian petunjuk dan jalan agar tidak tersesat. Jangan sampai kalian menyesal di masa depan. Karena waktu tak bisa diputar lagi ke belakang. Apakah kalian masih ingin menertawakan apa yang saya terangkan? Sebelum saya akhiri pelajaran hari ini dengan menyilakan kalian belajar sendiri," kata Wiwin menantang.

Semua masih terdiam. Tak ada lagi yang bersuara. 

Lihat selengkapnya