Rawan

Eko Hartono
Chapter #16

Bunga Layu


Hidup itu memang penuh warna bagai pelangi, namun jika melawan kodrat itu sama saja tidak punya kehidupan hakiki. 

*

Wiwin masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Wiwin tahu fenomena kaum LGBT sudah merebak di tengah kehidupan masyarakat modern. Mereka tidak lagi malu menunjukkan identitas mereka. Meskipun di sebagian masyarakat tradisional hal ini merupakan aib dan tabu. Dari sudut pandangan agama juga dianggap menyalahi kodrat dan dikutuk oleh Allah. Perbuatan kaum yang menyimpang ini sudah ada sejak dulu. Sejak dari zaman nabi Luth. Keberadaan kaum ini masih terus muncul di setiap zaman, bahkan makin merajalela di zaman modern. Mungkin hingga akhir zaman kaum penyimpang ini akan terus ada.

Wiwin tak henti berdoa agar anak keturunannya tidak terjangkiti perilaku menyimpang seperti itu. Bahwa sebagian dari mereka berdalih kelainan itu bawaan dari lahir tidak bisa dijadikan pembenaran atas perilaku yang menyalahi kodrat. Karena perilaku seksual menyimpang itu suatu dosa besar. Sebagaimana manusia lain yang dilahirkan cacat atau abnormal sejak lahir, mereka harus menerima itu sebagai ujian dan cobaan. Bukan berarti Allah tidak sayang kepada hamba-Nya, tapi dengan diberi ujian dan cobaan mereka akan diangkat derajatnya jika bersabar dan mendekatkan diri pada Allah.

Kehidupan di dunia fana ini hakekatnya hanya sementara. Ada kehidupan abadi yang bakal dinikmati selamanya, yakni kehidupan akhirat. Allah Subhannallahu Wa Ta'ala menjanjikan kepada hamba yang beriman kehidupan surga yang di dalamnya berisi kesenangan yang melebihi apa yang didapat di bumi. Syaratnya hanya satu, yakni bertawakal dan tidak menyekutukan Allah. Jalan bertawakal melalui ibadah wajib dan sunnah. Pahala dari ibadah itulah bekal manusia mendapatkan surga. Jadi tak ada kata rugi ketika manusia diuji oleh musibah, sakit, cacat, kemiskinan, dan apa pun cobaan yang dihadapi di dunia ini termasuk kelainan bawaan dari lahir itu jika mereka mau bersabar dan istiqomah. Menyikapi kemalangan hidupnya itu dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. 

Sebagaimana firman Allah dalam al Quran surah Al-Furqan ayat 75, yang artinya; "Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya." Di surah Az-Zumar ayat 10 juga ditegaskan betapa kebaikan atas pahala yang diperoleh bagi mereka yang beriman dan bersabar; Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."

Kehidupan di dunia ini hanyalah permainan belaka dan penuh tipu muslihat. Maka, sungguh celaka orang yang menuruti hawa nafsunya demi kesenangan duniawi yang semu dan sementara. 

***

Setiba di rumah Wiwin duduk termenung, seakan masih belum bisa menghilangkan pikiran tentang Danang. Bayangan laki-laki itu 'ngamar' dengan sesama jenis menimbulkan rasa jijik sekaligus muak luar biasa. Kenyataan ini sekaligus menjadi jawaban kenapa rekan sejawatnya itu masih membujang dan belum menikah. Hal ini juga menggugurkan dugaan bahwa Danang adalah pelaku pemerkosa Indah. Karena tidak mungkin dia melakukan hal itu. Wiwin mencoret nama Danang dari daftar tersangka. Wiwin akan mengalihkan penyelidikannya pada orang lain. Orang kedua yang dicurigainya adalah Farid. 

Walau pun Farid sudah memiliki istri dan anak, bukan berarti dia orang yang baik. Selama ini Wiwin mengenal Farid sosok guru yang luwes, supel, pandai membawa diri dalam pergaulan, dan periang. Tapi terkadang omongannya suka sinis dan mengejek. Gayanya kalem dan santai. Dia tak segan ngobrol dan bercanda dengan para siswa. Tak heran kalau dia disukai murid-murid. Dalam mengajar pun dia sangat santai dan tidak galak. Dengan kepribadiannya itu terkesan dia jauh dari sosok jahat. Tapi dalam dunia kriminalitas, seorang penjahat kadang berkamuflase sebagai orang baik. Mereka pandai menyembunyikan karakter aslinya dengan bersikap dan berperilaku baik. Itulah yang disebut dengan kepribadian ganda. 

Tiba-tiba lamunan Wiwin dikejutkan oleh panggilan putrinya. 

"Bunda kok baru pulang?" seru Nasya yang muncul dari kamar.

"Maafin bunda, sayang. Tadi bunda ada urusan lain jadi pulang telat. Kamu udah makan belum?" jawab Wiwin.

"Sudah, Bunda."

"Ya udah, kamu bobok siang sana."

"Bunda, kakak yang nginep kemarin itu ke mana?" 

"Sudah pulang dijemput orang tuanya." 

"Dia mau nginep di sini lagi enggak?" 

"Memang kenapa?" 

"Nasya nggak suka. Kakak itu orangnya jorok." 

"Jorok bagaimana?" 

Lihat selengkapnya