Kepalaku terus terusan berputar, aku memikirkan bagaimana negeri ini menjalani masa-masa sebelumnya, Aku teringat tentang pemberontakan-pemberontakan yang terjadi, mengapa itu terjadi ? Mengapa kita tidak hidup damai saja ?
Aku memikirkan semuanya, masa-masa kelam negeri ini dari mulai masa kolonialisme, lahirnya bangsa Indonesia ini, sampai dengan maraknya kasus kolusi, korupsi dan nepotisme yang masih sering terjadi hingga sekarang.
Pikiran pikiran yang berputar-putar itu dan bayangan-bayangan keburukan serta kejahatan yang telah melanda negeri ini membuat muncul perasaan buruk di dalam hatiku, perasaan itu seperti takut, marah, kecewa dan juga kebencian.
Akan tetapi di satu sisi aku juga bertanya-tanya. Mengapa aku harus berpikir sejauh ini? Mengapa aku harus sebegitunya peduli? Mengapa aku harus se-emosional ini tentang negeriku? Mengapa? Mengapa aku seakan tidak bisa untuk berhenti supaya tidak perduli lagi?
Kepalaku terus berputar putar memikirkan segalanya tanpa henti, akupun mulai kewalahan, aku merasa sangat lelah. Sesekali aku menghela nafas panjang, menenangkan diriku yang sedang kewalahan dengan pikiranku yang berputar-putar itu, sampai akhirnya tanpa aku sadari, akupun tertidur.
“Gelap,” itulah yang terjadi saat ini.
“Tapi... tenang,” dan inilah yang aku rasakan saat ini.
“Tapi di mana aku sekarang?” tanyaku.
Sorot mataku mengitari penjuru ruangan tempat ku berada, tidak terlihat siapapun ada di sini, tidak terasa ada hawa yang lain ada di sini. Gelap, sunyi, tenang dan damai itulah yang aku gambarkan dari tempat antah-berantah ini.