Aku mulai mendekat, selangkah demi selangkah aku menerabas cahaya putih itu, sampai akhirnya pandanganku hilang diterpa sinar yang lembut.
“Dimana ini?” itulah kata-kata yang pertama kali aku ucapkan di sana tiba-tiba saja aku berada di sebuah tempat penuh rosokan dengan anak kecil yang duduk sambil membawa mangkuk mie yang sudah dingin ia seperti sedang menunggu seseorang.
Udara hari itu begitu gersang, langit nampak abu-abu, kota-kota dan bangunan ini nampak begitu lama. Akupun terkejut dengan pakaianku yang sudah berubah menjadi celana panjang dan juga kaos panjang yang lusuh.
Yang pertama kali kulihat pada saat itu adalah seorang anak yang tertunduk duduk di sebuah balok kayu kecil di dekat rosokan rosokan itu.
Akupun berjalan menghampiri anak kecil itu selanjutnya akupun bertanya kepadanya “dek, kamu ngapain di sini?”
“Aku lagi nunggu kakakku,” ucapnya singkat tanpa merubah arah pandangnya kepadaku.
“Emang kakaknya kemana ?” tanyaku lagi.
“Beli minum,” jawabnya lagi dengan sangat singkat dan sigap. Itu membuatku tidak tahu lagi harus berkata apa, aku terlalu bingung dengan berbagai banyak hal.
“Ohh,” ucapku berniat mengakhiri obrolan saat itu.
Beberapa saat aku terdiam hanya berdiri dan mematung di sana dengan melamun karena kebingungan sampai pada akkhirnya akupun mendengar anak itu berbicara.
“Kakak mau ke mana ?” ucapnya.
“Tidak tahu,” jawabku dengan cepat dan dengan pandangan yang masih sedikit melamun.
Kita sama-sama kembali terdiam sampai pada akhirnya anak kecil itupun berkata dengan polosnya “masak udah gede tapi masih ga tau mau jalan ke mana.”
Akupun langsung tersadar dari lamunanku dan langsung mengarahkan pandanganku kepada anak laki-laki itu.