Setelah aku mengucapkannya terlihat cahaya putih kembali muncul mungkin ini saatnya aku kembali terbangun, aku juga mendengar samar suara lembut Rara memanggilku.
Aku bergegas menuju cahaya putih itu, aku melaju menerjang menuju cahaya itu.
Hingga sampai pada ketika aku membuka mataku, betapa senangnya aku melihat Rara berada di depan mataku lagi, akupun langsung memeluknya.
“Rara, syukurlah aku bisa memelukmu sekarang,” ucapku dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.
Rara terlihat kebingungan, tadinya aku berpikir bahwa Rara akan menangis terharu melihatku bisa terbangun namun ternyata tidak.
“Eh Ray, buruann mandi kamu belum shalat magrib,” itulah yang ia katakan.
“Loh sekarang jam berapa?” ucapku kebingungan juga.
“Udah mau setengah tujuh malem,” kata Rara penuh serius
“Ha?”
Aku terheran heran, bagaimana tidak? Perjalanan panjangku bersama Bi Surti, Pak Sanusi, Bayu dan Akbar hanya berjalan beberapa menit saja.