**
"Nya, jangan gitu, damagenya bahaya buat Gue," ucap Rayhan menatap Kanya yang berdiri angkuh di hadapannya.
Kanya tetap diam acuh, gadis galak itu hanya menaikkan satu alisnya.
Rayhan maju sedikit dari duduknya untuk melepaskan kedua lengan Kanya yang bersatu. "Jangan pakai wajah galak gitu, terus tangannya turunin."
"Kenapa sih?!" ucap Kanya kesal.
Rayhan berdiri sepenuhnya. "Lo tau Nya, ekspresi Lo yang kayak gitu pengen Gue peluk, Lo gak mau kan dipeluk seharian sama Gue?"
"Ya enggaklah, gila!" teriaknya dengan kedua mata melotot.
"Apalagi kayak gini, pengen Gue karungin," ucap Rayhan tersenyum kecil.
Kanya menunjukkan kepalan tangannya. "Ngomong sekali lagi, Gue tonjok!"
"Nah, gini ini tipe Gue, jangan buat Gue suka sama Lo Nya," ucap Rayhan lagi tidak menghiraukan Kanya yang sudah bersiap memaki-maki cowok itu.
Kanya berdecak. "Cepetan, mau ngapain?"
"Mau jemput, Lo," ucap Rayhan.
"Gue udah bilang gamau!" tolak Kanya terang-terangan.
Rayhan tersenyum kecil. "Gue mau dan Gue maksa!"
"Stres!"
"Emang, suka sama Lo bikin stres!" ucap Rayhan tertawa.
Kanya langsung menegakkan tubuhnya. "Mau Gue tonjok, Lo?"
"Mau, pakai cinta ya?" ucap Rayhan yang langsung mendapatkan pukulan di tangan cowok itu.
Rayhan menunjukkan wajah sedihnya yang dibuat-buat. "Iya-iya, cuma bercanda kok langsung ditonjok sih?"
"Suka-suka, Gue!" jawab Kanya malas. "Gak usah sok sedih gitu deh, ngajak berantem Lo?"
"Galaknya minta ampun!" ucap Rayhan kesal.
Cowok itu membenarkan duduk di atas Vespanya lalu mengambil helm hitamnya. "Mending ikut Gue kalau gak mau di anter pulang."
"Kemana?"
"Cari dosa," ucap Rayhan menatap wajah Kanya.
"Yang bener, bangsat!" maki Kanya
Rayhan menggeleng-gelengkan kepalanya heran. "Cewek omongannya gak boleh kasar!"
Sebelum Kanya menjawab ucapan Rayhan. Cowok itu sudah lebih dulu menyela dengan mengejek Kanya. "Siki-siki, Gii!"
Rayhan meringis ketika Kanya langsung menendang tulang kering cowok itu. "Udah galak, kasar, suka ngajak berantem lagi!"
"Udah cepet pakai terus naik!" lanjut Rayhan menyerahkan helm hitam miliknya sebelum Kanya kembali memberinya pukulan.
Dengan ogah-ogahan, Kanya memakai helm pemberian Rayhan dan naik ke atas motor Vespa Rayhan dengan kasar. "Santai bos, santai!" ucap Rayhan yang kaget karena pergerakan dari Kanya yang tiba-tiba.
Hanya bermodal jaket angkatan, Rayhan mulai melajukan Vespanya. Hari ini adalah hari Kamis. Di mana besok ulangtahun angkatannya.
Sepulang sekolah, Rayhan merencanakan untuk menggalang dana Jumatnya di hari ini, karena besok bertepatan dengan Ulangtahun angakatan. Dana Jumat adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh angkatan G 48 dengan mengeluarkan uang khas setiap bulannya sebesar dua juta ataupun selebihnya.
Uang itu digunakan untuk menyumbang orang-orang yang membutuhkan biaya hidup di pinggir-pinggir jalan. Tidak jarang, mereka juga memberikan kepada warung pinggir jalan yang sepi. Selain membagikan uang terkadang mereka membagikan banyak nasi bungkus.
Biasanya mereka akan berkumpul di gedung bekas yang menjadi basecamp mereka.
Sesampainya di depan gedung Rayhan memarkirkan Vespanya di luar. Meninnggalkan Kanya yang bersedekap di posisinya dengan angkuh.
"Jangan kemana-mana, cuma bentar doang!" peringat Rayhan kepada Kanya yang hanya dibalas dengan angkatan bahunya.
Sesampainya didalam, Rayhan hanya melihat beberapa temannya yang masih di sini. Sebagian lagi, sudah berangkat untuk membagikan dana Jumatnya. Cowok itu berjalan ke arah Ara yang sedang mencatat sesuatu di pojok dengan Rio di sebelahnya.
"Ra?" panggil Rayhan.
Ara mendongak. "Ah, oh iya bentar," jawabnya yang langsung mengambil sesuatu di dalam tasnya.