RAYHAN MAHAWIRA

Nurindah Puspitasari
Chapter #13

11. HARI ANGKATAN

**

"Baris yang bener woi!" ucap Rayhan dari atas panggung dengan Toa di tangannya. Cowok itu berdiri ditengah-tengah Rayyan dan Iqbal yang memakai Slayer berwarna Navy di kepalanya.

"Rak, Lo berdiri di tengah-tengahnya Tara sama Ria," pinta Rayhan kepada Raka yang baru saja memasuki barisan.

Rayyan mengedarkan pandangannya, mencari jika ada kesalahan pada teman-temannya. Sesekali tangannya menunjuk dan menggeser ke arah teman-temannya. Sedangkan Iqbal, cowok itu sedang melemparkan Slayer Maroon miliknya kepada Dani.

"Tunggu aba-aba dari Gue, ntar Lo angkat Slayer kalian masing-masing ke atas!" teriak Rayhan lagi.

Kano berteriak. "Satu-satu apa barengan?"

"Barengan aja!"

Semua anggota angkatan berbaris rapi sesuai perintah yang di arahkan oleh tiga orang di atas panggung itu. Semua membaur, tidak dibedakan sesuai anggota jurusan.

"Rio, Lo udah siap?" teriak Rayhan sedikit memajukan tubuhnya dan mendongak ke atas, melihat Rio yang bertugas mengambil foto dari atas.

"Siap, bos!" teriak Rio.

"Nta, udah siap?" tanya Rayhan kepada Nanta yang memegang remote Drone.

"Daritadi," jawab Nanta terkekeh.

Rayhan menggangguk kecil, lalu mulai menghitung.

"Satu."

"Dua."

"Tiga!"

Selesai dengan hitungan Rayhan semua Slayer terangkat ke atas dan membentuk sebuah tulisan 2 Tahun G 48. Rio segera mengambil foto formasi itu sebanyak-banyaknya, sedangkan Nanta fokus dengan remote Drone di tangannya.

Selesai itu, Rio turun dari atas. Rayhan meloncat kebawah, diikuti oleh Rayyan dan Iqbal. Kedua cowok itu mengapit posisi Rayhan berdiri. Lalu Nanta menyerahkan remote Drone pada Riki, adik kelas yang sempat dimintai bantuan oleh Rayhan tadi.

Rayhan mengangkat Slayer berwarna kuning emang ke atas. Lalu diikuti oleh kedua Slayer Maroon milik Rayyan dan Iqbal. "G 48!" teriak Rayhan memimpin.

"Kami menciptakan cerita bukan untuk sensasi semata!!" sahut semua anggota angkatan semangat seraya melemparkan Slayer di tangan mereka ke atas.

Setelah acara formasi selesai, mereka langsung membubarkan diri, ada yang langsung ke kantin, kembali ke kelas masing-masing, berfoto-foto di lapangan, dan nokrong dulu di atas tribun. Seperti yang dilakukan teman-teman Rayhan sekarang. Sambil memperhatikan Rayhan yang sibuk di mintai foto bareng di lapangan.

"Si Rayhan laris manis, di serbu cewek bahasa," ucap Kano yang sedang duduk di atas tribun dengan kedua tangan bergerak untuk mengipasi tubuhnya.

Rayyan menoleh. "Nggak cuma anak bahasa doang, di semua cewek juga laris dia."

"Gak heran sih, pesonanya Subhanallah," sahut Iqbal terkekeh.

Alghan tertawa lalu menunduk memainkan ponselnya, mencari sesuatu. "Kalau diibaratin filter Instagram, Rayhan tuh mirip filter yang keluar emot lope-lope banyak, makanya semua cewek pada klepek-klepek," ucapnya menunjukkan sebuah filter yang terpampang di layar ponselnya

Irgi mengangguk membenarkan lalu menggeleng pelan. "Bukan-bukan, Rayhan tuh kayak filter yang ada blink-blinknya itu lho,"

"Ah iya, yang ada lagunya tengteng-tengtengteng," sahut Biru.

"Tengtengteng apaan, Ndes?! Bel sekolah kali," ucap Rayyan melirik Biru.

Tambah Gaga seraya memperagakan gerakan Slow Motion. "Ditambah lagi ada slow motionnya, gak yakin telinga Gue masih normal kalau si Rayhan buat begituan sekarang."

"Yaudah sih, kalau ada masalah sama telinga Lo langsung ke THT, noh!" jawab Rayyan sinis.

Biru menoleh kesal. "Ck, Lo tuh sinis mulu dari tadi. Gara-gara Meira foto sama Riki hah?!" ucapnya menyinggung mantan gebetan Meira, yang membuat wajah Rayyan semakin keruh.

"Tau, kalau ada masalah tuh sini cerita, berat banget kayaknya tuh beban hidup, Lo," sambung Rio yang berada di sebelah Rayyan.

Gaga melengos malas. "Berantem teross, Gue tampol satu-satu pakai piring mantep Lo pada!"

Setelah ucapan Gaga, Rayyan dan Biru sama-sama membuang mukanya seperti dua anak kecil yang sedang bertengkar.

"Kalau menurut Gue sih, Rayhan tuh malah kayak Bintang," ucap Kano kembali pada topik semula.

Mico yang sedang bersandar di tangga tribun langsung menegakkan punggungnya. "Iya, bintang kecil di langit yang biru."

"Amat banyak menghias angkasa," sambung Fazo.

"Si Markonih malah nyanyi," ucap Iqbal.

Dani yang tadinya menoleh langsung meluruskan pandangannya pada Rayhan yang berada di tengah lapangan. "Terus para anak cewek jawab 'Aku ingin terbang dan menari, jauh tinggi ke tempat kau berada.' Tapi nggak kesampaian soalnya Rayhan cintanya cuma sama Rayyan doang," ucap cowok itu.

"Bener, bener, bener. Udah kayak Upin Apin," ucap Bintang.

Rayyan menoleh tidak terima. "Sembarangan! Lo kira kucing heh?!" Cowok itu melemparkan Slayer Maroonnya kepada Bintang.

"Ya maap canda doang, sensi amat Lo!" jawab Bintang nyengir.

"Biarin-biarin, lagi senggol-bacok mode on dia," ucap Iqbal tertawa.

"Tumben Lo nggak ikutan si Rayhan, Yan?" tanya Dani mengalihkan topik yang sudah mulai tidak jelas. Karena biasanya apapun yang dilakukan oleh Rayhan pasti ada Rayyan juga disampingnya. Sudah seperti pinang yang dibelah menjadi dua.

Lihat selengkapnya