**
GAK ADA AKHLAK [324]
Abai XI IPA 2: P
Abai XI IPA 2: P
Abai XI IPA 2: Ada yang udah ulangan Kimia gak?
Farthur XI IPS 1: Udah
Abai XI IPA 2: Gak tanya Lo
Abai XI IPA 2: Gue tanya anak IPA
Abai XI IPA 2: Gak usah ngada-ngadi Lo
Farthur XI IPS 1: Anjir, shuuuuuuuuombong amat Lo
Farthur XI IPS 1: Sukur-sukur Gue jawab. Makasih kek
Farthur XI IPS 1: Ogah banget
Farthur XI IPS 1:
Abayomi Rayhan: Kenapa, Bai? Lo ulhar?
Abai XI IPA 2: Iya bagi contekan dong.
Abayomi Rayhan: Tanya si Kano @Kano XI IPA 1
Abai XI IPA 2: Oh iya, sipp, mana dia?
Abai XI IPA 2: @Kano XI IPA 1
Abai XI IPA 2: @Kano XI IPA 1
Abai XI IPA 2: @Kano XI IPA 1
Kano XI IPA 1: Paansih? Brisik banget, pelajaran ini.
Abayomi Rayhan: Mulut Lo sok, padahal lagi makan
Kano XI IPA 1: Lo juga Ndes!
Abayomi Rayhan: Berani Lo?
Kano XI IPA 1: Ya kagak juga.
Abai XI IPA 2: WOI MALAH BERANTEM CONTE KIN GUE!!!
Galuh XI IPA 2: Iya No, gurunya gak nanggung-nanggung ngasih soalnya.
Galuh XI IPA 2: Susahnya minta ampun gilakk
Arayyan Bratadhikara: Lo ulhar main hp, emang gurunya kagak ngeliatin.
Abai XI IPA 2: Gue pakekin kacamata item gurunya, gak bakal ngeliat.
Farthur XI IPS 1: Kena Kimia Abai langsung stress
Nanta XI IPA 4: Buset, Gue mau ngakak tapi takut guru
Dani XI BAHASA: Ati-ati kentut kalo nahan ketawa.
Abai XI IPA 2: Gue VC ya No?
Abai XI IPA 2: Mles ngetiknya, soalnya belibet
Kano XI IPA 1: Silent suara Gue tapi
Abai XI IPA 2: Iya siap
Abai XI IPA 2: MAKASIH KANO ❤❤❤
Kano XI IPA 1: NAJISSS!!!!
Kano XI IPA 1: Awas sampai ketahuan, Gue gorok tuh kepala
Abai XI IPA 2: iya-iya gak.
Nanta XI IPA 4: Gudluk teman-teman
10 Menit kemudian
Kano XI IPA 1: BANGKE SI ABAIII, SYALAN GUE KENA JUGA!!!!
**
Kali ini Rayhan kembali membolos di pelajaran Fisika. Ia memang lebih sering kabur di pelajaran ini, menurutnya Fisika terlalu banyak yang harus dihapal dan dipahami. Cewek aja gak punya, kok dengan seenaknya Fisika meminta untuk dipahami, pikirnya. Dan kalau Rayhan bolos, pasti berakhirnya kalau tidak di kantin ya di lapangan. Banker menjadi pilihan terakhir kalau cowok itu ingin merokok.
Hal paling gabut yang pernah Rayhan lakukan ketika bolos adalah menjaili guru-guru yang sedang berada di ruangannya. Pernah sekali Rayhan membuat pocong-pocongan dari tisu yang ia gabung-gabung. Dibuat sedemikian rupa mirip dengan aslinya.
Cowok itu mengikat bagian atas dengan tali, lalu di lemparnya ke dalam ruangan guru melewati jendela yang terbuka. Alhasil, terdengar teriakan kaget yang bersahutan akibat ulahnya. Untung-untung, sampai sekarang Rayhan tidak ketahuan, meskipun sebagian besar guru-guru sudah menudingnya sebagai pelaku.
Namun hari ini, cowok dengan rambut yang terikat ke atas oleh karet curiannya di kelas itu memilih untuk mengelilingi area sekolah ditemani kebab panjang empat ribuan yang ia beli di kantin. Di saku seragamnya juga sudah terisi es lilin rasa melon.
Rayhan memilih melihat teman-temannya yang dihukum di lapangan. Di sana terlihat Kano, Abai, Galuh, dan beberapa temannya yang lain sedang berlari mengelilingi lapangan.
Setelah adegan kebodohan Abai yang memilih Videocall dengan Kano di tengah keadaannya yang sedang ulangan harian Kimia ditambah cowok anggota IPA 2 itu lupa untuk membisukan suara Kano, akhirnya teman sebangkunya itu juga berakhir di lapangan ini. Mata Rayhan melirik ke kanan, dimana ada Bu Tere selaku guru Kesiswaan sedang memantau mereka sesekali teriakannya terdengar.
Rayhan memilih mendekat dan berjongkok di sebelah Bu Tere. Sedangkan wanita paruh baya itu masih belum tersadar siapa yang berada di sebelahnya.
"Kurang berat atuh, Bu, kalau di suruh lari doang," ucap Rayhan ikut melihat ke arah depan.
Bu Tere mengangguk. "Saya tadi mikirnya juga gitu."
"Suruh keliling ke kelas-kelas aja, minta maap sambil pakai papan nama tulisannya 'Korban rindu, sampai VC di kelas yang apesnya ketahuan karena tidak di bisukan,'" ucap Rayhan memanas-manasi Bu Tere.
Bu Tere mengangguk-anggukan kepalanya setuju. "Tapi kenapa harus rindu?"
"Ibu kalau rindu sama suami VC apa enggak?" tanya Rayhan menoleh ke arah Bu Tere seraya menikmati kebabnya yang masih tersisa banyak.
"Iya sih, boleh juga usul kamu," jawab Bu Tere setuju.
Rayhan menganggukkan kepalanya. Lalu tangannya terulur ke arah Bu Tere, menawari Kebab. "Ibu mau?"
"Saya nggak lapar," jawab Bu Tere setelah menunduk untuk melihat apa yang ditawarkan Rayhan dan kembali melihat ke depan.
Rayhan menarik tangannya dan kembali memasukkan kebab ke dalam mulutnya. "Kasih Push-up aja limapuluh kali, terus nulis di kertas 'Saya menyesal' seribu kali," ucap Rayhan kembali memberikan masukan kepada Bu Tere.
"Iya nanti saya coba," jawab Bu Tere.
Rayhan melempar plastik bekas kebab miliknya ke tempat sampah, lalu mengambil es lilin di saku seragamnya.
"Ibu mau?" tawar Rayhan kembali kepada Bu Tere.
Bu Tere kembali menunduk lalu menggeleng. "Saya nggak haus."
Rayhan mengangguk dan menikmati es lilin rasa melonnya. Cowok itu mendengarkan omelan Bu Tere yang keluar setelah ujung plastik es lilin miliknya masuk ke dalam mulut.
"Saya heran anak kelas sebelas banyak banget yang bandel. Apa gara-gara ketua angkatannya bandel ya?" ucap Bu Tere.
Mendengar ucapan Bu Tere, Rayhan melotot tidak terima dan bersiap mengeluarkan protesannya. "SAY—Bukan kali Bu. Saya dengar-dengar ketua angkatannya malah yang paling rajin," ucapnya yang hampir saja keceplosan, Rayhan lupa kalau Bu Tere belum menyadari keberadaanya.
"Bandel enggaknya itu pilihan mereka, Bu. Jadi gak ada sangkut pautnya sama ketua angkatan," lanjut Rayhan sok menasehati.
"Iya sih. Tapi ada sedikit-sedikit di protokol sama ketua angkatannya itu. Rayhan, Kano, Abai, Biru, Gaga, Bintang, Galuh, Farez, apalagi Nanta itu. Anak paskibra bandelnya minta ampun," ucap Bu Tere.
"Itu pentolannya jurusan IPA, Bu?" tanya Rayhan mengikuti bahasan Bu Tere.
Bu Tere mengangguk. "Iya, bukan mereka saja, hampir seluruh siswa IPA pentolan semua. Di ajari apa mereka sama Rayhan."
"Minta di tampol emang si Rayhan, yang di IPS nggak ada pentolannya, Bu?" ucap Rayhan meskipun cowok itu sedikit tidak terima dengan ucapan Bu Tere.
Bu Tere yang tadinya sudah diam, kembali mengomel. "Banyak, kembarannya Rayhan itu juga bandelnya minta ampun, Si Rayyan itu, antek-anteknya apalagi."
Rayhan kembali mengangguk. "Kalau si Rayyannya minta di slepet itu."
"Tapi kok kamu tahu alasan mereka dihukum?" tanya Bu Tere mulai curiga, lalu wanita paruh baya itu menoleh. "ASTAGHFIRULLAH RAYHAN, KAMU NGAPAIN DISINI?" teriak Bu Tere marah, sampai membuat Rayhan terlonjak dan hampir terjatuh dari tempatnya. Bahkan teman-temannya yang berada di dilapangan sampai menoleh.