Langit Teluk Andaman, pada ketinggian 38.000 kaki di atas permukaan laut.
Pilot mengumumkan level ketinggian pesawat tunggangan Rayla dari Singapura menuju ke Dubai tengah malam ini melalui perangkat pengeras suara yang tersambung langsung dari kokpit ke kabin. Jauh di luar dugaan, ternyata level ketinggian pesawat Emirates EK 355 malam ini berada di lebih dari 33.000 kaki padahal sebelumnya Rayla menduga pilot hanya akan membawa pesawat ke level setinggi itu. “Mungkin saja pilot sengaja menerbangkan lebih dari 33.000 kaki buat menghindari cuaca buruk atau kepadatan lalu lintas udara di level 33.000 kaki.” Imbuhnya bergumam sendiri memecah keheningan malam. Suasana sekelilingnya tak memberi suara apapun, tangan kanannya yang telah dililit arloji bertali cokelat pada pergelangan hanya bisa menyibak lembaran baru dalam sang buku agenda. Kini ia hampir sampai di setengah semester pertama.
Memutar lagi ingatan sampai jauh ke belakang membuatnya terfokus pada satu titik yang baginya terlihat sangat penting walau ia masih belum lama menjalani masa kuliahnya. Dan titik itu juga tidak kalah pentingnya bagi seluruh Mahasiswa baru HI angkatan 2017. Adalah sebuah acara tersakral bagi Mahasiswa HI di tahun pertama kuliahnya, yakni ospek jurusan yang mengusung konsep simulasi sidang internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa alias PBB dengan setiap delegasi negaranya. Kegiatan ospek jurusan tersebut memiliki nama kerennya, yakni Meeting for the Students of International Relations (MIDDLE). Di dalam acara Middle, setiap mahasiswa baru akan dibagi menjadi belasan hingga puluhan kelompok delegasi suatu negara didampingi satu kakak senior yang mengambil peran sebagai wali delegasi alias wadel.
Acara osjur keren di kampus ini terdiri atas serangkaian event nyaris tiap minggu. Mulai dari preparation meeting 1-2, sesi formal hingga sesi informal. Kesemuanya mampu Rayla lewati dengan baik sampai meninggalkan kesan mendalam di lubuk hatinya. Selalu saja ada cerita tak terlupakan yang tiada terlewati dalam setiap sesi Middle termasuk kerja kelompok hingga mendekati larut malam apalagi setelah preparation meeting 1-2. Kelompoknya, Delegasi Mali yang terdiri atas Mila, Cantika, Bima, Alina, Christoff, Liam dan Kak Widi secara rutin berkumpul seraya mengambil tempat di rumah kos Mila. Letaknya cukup dekat dari kampus, di Gang Bukit Indah. Untuk mencapainya wajib dengan berjalan kaki menuruni gang, dan sesampainya di sana untuk alasan keamanan wajib menyerahkan kartu tanda pengenal kepada petugas keamanan.
Kemudian setelah masuk bangunan rumah kos biasanya Rayla sedelegasi selalu berkumpul di ruang tamu dan bermodalkan laptop, mereka akan mulai bekerja sampai hampir tengah malam. Alasan mereka selalu berkumpul mengadakan kerja kelompok di malam hari ialah karena perbedaan jadwal kuliah setiap anggota jika kerja kelompok diadakan di siang hari. Selalu saja ada yang bentrok, dan pertemuan secara virtual dinilai tidak akan cukup efektif. Pertemuan tatap muka tetap jadi kebutuhan primer mau bagaimanapun juga. Alhasil tak ada jalan lain, mau tidak mau, suka tidak suka Rayla terpaksa harus ikut bergabung dengan kelompok delegasinya.
Kerja kelompok kali ini banyak berkutat pada pembahasan mengenai revisi position paper delegasi yang berisi profil sekaligus latar belakang negaranya masing-masing. Setiap member delegasi wajib membawa laptop sendiri untuk mengerjakan tugas Middle di rumah kos Mila ini. Dan Rayla kebagian tugas merampungkan bagian profil negara Mali bersama Christoff dan Alina. Nasibnya pun cukup beruntung karena bisa duduk satu delegasi bersama sang kakak walau tanpa ditemani Stevie. Lantas di delegasi negara manakah Stevie berada? Jawabannya tentu saja di Delegasi Kanada, negara impiannya andai ia mendapat kesempatan keluar negeri selama ini. Malahan saking bahagianya ditempatkan di Delegasi Kanada, sampai-sampai ia langsung mengutarakan niatnya pergi mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Kanada selama kuliah.
Keinginan kuat Stevie itu sepintas membuat Rayla ketar-ketir dalam hatinya, takut kehilangan teman dekatnya ini di tengah-tengah masa kuliah yang sekaligus membuat ia tak berani bertanya kapan tepatnya Stevie akan menempuh perjalanan ke Kanada lalu bermukim di sana. Niat bertanya itu ia urungkan rapat-rapat di ulu hatinya agar ia bisa fokus menjalani kuliah. “Lebih baik fokus kuliah dulu saja Stev, pertukaran mahasiswa urusan belakangan deh.” Imbuh Rayla dalam hati sebelum kembali mengalihkan pikirannya ke tugas ospek jurusan. Kini hanya berselang tiga detik Alina meminta Rayla untuk merapikan padanan kalimat di poin profil negara yang menurutnya masih terlihat jelas sebagai hasil copy paste. “Kita bareng-bareng merapikan kalimat bekas copy paste ya, habisnya kampus kita ‘kan selalu berani menolak plagiarisme. Tulisan kita yang versi kemarin masih kelihatan hasil copy paste. Kuy semangat.” Alina turut menyuplai semangat.
Rayla lalu bekerja sesuai arahan teman barunya tersebut sampai ‘hanyut’ terbawa suasana malam. Di tengah-tengah kegiatan kerja dirinya tak kuasa menolak buaian suara alam sekitar Gang Bukit Indah pada malam hari. Lelambai nyiur suara angin bersepoi-sepoi menghembuskan setiap jengkal keheningan malam, gemercik suara air sungai di bawah rumah kos Mila ikut mempercantik suasana. Apalagi jika ditambah suara koloni jangkrik, suasana malam kian lengkap. Ah, rasanya memutuskan mengambil kuliah di HI bukanlah suatu pilihan yang salah termasuk ikut bergabung mengerjakan tugas Gintre malam ini. Takkan pernah jadi penyesalan mendalam nanti.
***
“Hadir dan Memilih”
Itulah dua patah kata yang sekarang menggema kencang di aula Fisip. Khusus hari Minggu ini kampus diramaikan oleh kedatangan Mahasiswa HI yang akhirnya akan mengikuti sesi formal Middle dengan mengenakan pakaian rapi bersama delegasi masing-masing. Mahasiswa laki-laki wajib memakai setelan jas-dasi hitam + sepatu, mahasiswa perempuan wajib memakai setelan blazer-rok hitam + selop. Rambut wajib dicepol alias tidak boleh terurai, menjadikannya pengalaman pertama tampil demikian bagi Rayla dan Stevie. Format delegasi pun berubah lagi, karena dibagi jadi dua chamber. Chamber 1 bersidang pagi hari, chamber 2 bersidang siang hari. Rayla, Stevie dan Christoff adalah Chamber 2 pada siang hari. Ketiganya menjalani sidang dengan baik.