Ketika Stevie tengah asyik mendengarkan playlist lagu Peterpan X Noah melalui aplikasi Spotify di komputer tabletnya, secara tidak sengaja Rayla yang tengah asyik merapikan dokumen tugas kuliah di komputer tabletnya juga menyebutkan angka ‘1981’ yang dimana angka tersebut membentuk tahun kelahiran Ariel Noah juga segelintir member Noah lainnya, yakni Uki dan David yang juga terlahir pada tahun tersebut. Dan rupanya tanpa Rayla sadari, ucapannya tadi sampai ke telinga Stevie sebelum ia mematikan lagu di komputer tabletnya tepat pada siang hari ini di bawah rimbunnya Taman Fisip. Tempat nongkrong favorit mahasiswa Fisip ini baru saja direnovasi beberapa bulan ini, dari semula hanya mengusung konsep standar seperti kebanyakan taman jadi mengusung konsep Instagramable secara lebih modern serta cocok dijadikan spot foto.
“Kenapa Ray, tadi kamu bilang apa?” Ujar Stevie berusaha melawan keramaian taman.
“Aku cuma menyebut 1981, tahun kelahiran Ariel. Memangnya kenapa?” Imbuh Rayla.
“Ohh oke. Iya Ariel lahir tahun 1981, berarti sekarang umurnya 37 tahun.”
“Enggak terasa ya, si Ariel sudah berumur sebegitu lagi. Artinya dia sudah mulai tua meskipun dia tetap kelihatan ganteng, sama kayak zaman Peterpan dulu.”
“Exactly my friend, menurutku Ariel Noah itu orangnya awet muda. Umur boleh hampir kepala empat, tapi wajah tetap kayak waktu umur 20-an awal di zaman Peterpan dulu.”
Kedua gadis ini jadi asyik memperbincangkan profil vokalis bernama asli Nazril Irham tersebut. Sama seperti kebanyakan perempuan muda lain sebayanya, mereka berdua sepakat bahwa pesona Ariel tidak pernah luntur sekalipun usianya telah hampir menginjak kepala empat. Itu mengartikan bahwa harapannya agar Ariel bersama Noah dapat terus tetap produktif berkarya hingga kapanpun. Walau di lubuk hati terdalam, Stevie tak bisa memungkiri dirinya kini sedih melihat formasi Peterpan-Noah yang semakin tidak lengkap dari masa ke masa. Baginya ada yang kurang dari band asal Kota Kembang idolanya tersebut sejak ditinggal Andika dan Indra tahun 2006 silam, hingga terbaru ditinggal Reza keluar awal tahun 2015 silam ketika Rayla-Stevie masih remaja.
Dan nyatanya topik seputar tahun ‘1981’ tersebut tidak hanya cukup berhenti sampai di situ. Beres mendiskusikan Ariel Noah, sekarang Rayla buru-buru merampungkan dokumen tugas kuliahnya sebelum dikumpulkan ke dosen di lain waktu. Begitu selesai ia segera mengalihkan perhatiannya pada berita mengenai perkembangan situasi politik di negara tetangga Malaysia dimana tepat pada hari ini, Negeri Jiran sedang mengadakan pemilihan umum untuk rakyatnya memilih Perdana Menteri Baru melalui siapa parpol penguasa parlemen. Pemilu atau dalam bahasa Melayunya ‘Hari Raya Undi’ tahun 2018 ini mempertemukan dua calon perdana menteri, yakni Najib Tun Razak sang PM Petahana dan Mahathir Mohamad sang oposisi penantang. Di mata orang Indonesia seperti Rayla sendiri, kedua figur tersebut bukan lagi sosok yang asing sebab keduanya sudah sering tampil di media Indonesia baik di konteks pemberitaan domestik atau internasional.
Mereka━terutama Najib Tun Razak kerap kali mengadakan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Indonesia, baik bersama Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono maupun Presiden Joko Widodo. Sebelum tiba ‘hari raya Undi’ ini, Najib dan Mahathir dipertemukan dalam serentetan agenda kampanye nan sengit di seantero Negeri Jiran. PM Najib, dengan bekal mewah berupa gelar ‘calon petahana’ sekuat tenaga berupaya menjaring dukungan mayoritas pemilih demi mempertahankan kekuasaannya bersama Koalisi Barisan Nasional (BN) yang telah mendominasi pemerintahan Malaysia selama kurang lebih 60 tahun sejak 1957-1958. Najib sendiri telah menjabat sebagai PM sejak awal 2009 silam, usai semula menjabat sebagai Wakil PM-nya Abdullah Badawi. Berdasarkan informasi yang Rayla himpun sendiri, Najib berhasil terpilih menjadi PM Malaysia karena ia pernah menjanjikan reformasi besar-besaran di sistem demokrasi negaranya walau setelah beberapa tahun berjalan, Najib mulai berubah dengan mulai berdiri jadi pemimpin otoriter.
Kesalahan Najib itulah yang lalu dijadikan amunisi bahan serangan kubu oposisi Malaysia di bawah Mahathir Mohamad yang merupakan Mantan Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun sejak 1981 hingga 2003. Demi memuluskan upayanya menggulingkan kekuasaan Najib, dalam Pemilu kali ini Mahathir menggandeng Koalisi Pakatan Harapan yang menjanjikan perubahan apabila ia terpilih jadi PM kelak. Sekaligus jika memang benar terpilih, Mahathir akan duduk sebagai Perdana Menteri tertua di dunia sebab terang saja usianya telah menginjak 93 tahun per 2018 ini.