Cekrek-cekrek-cekrek!
Satu per satu ujian akhir semester tertulis di kelas Rayla bubuhi tanda checklist di sampingnya tepat pada kertas jadwal ujian yang ia cetak sendiri menjelang UAS hampir sepekan silam. Kini ia dapat menggulung senyumnya secara lebih lebar karena satu per satu bebannya telah berkurang. Adapun ujian yang masih harus ia tuntaskan di kampusnya tinggal untuk mata kuliah HI Kawasan, Hukum Indonesia, Bahasa Indonesia dan Penulisan Akademik. Itu pun mayoritas dilangsungkan dalam konsep take home exam atau tugas untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Hanya Ujian Hukum Indonesia yang berlangsung secara tatap muka di kampus hari Senin mendatang. Hari ini usai merampungkan ujian Perekonomian Indonesia, Rayla pulang ke rumahnya dengan wajah berseri sekaligus jiwa yang bersemangat walau hari ini adalah hari pertama bulan suci Ramadhan 1439 Hijriyah atau 2018 Masehi, dimulai pada tanggal 15 Mei 2018.
Munculnya godaan lapar dan haus tak menyurutkan semangat Rayla mengerjakan soal ujian take home HI Kawasan. Setiba di rumahnya lewat pukul 12 siang, tanpa basa-basi lagi Rayla segera masuk kamarnya dan berganti baju. Laptop, buku materi kuliah serta buku catatan tulis ia boyong semuanya ke kamar paling belakang yang sengaja ia pilih demi alasan ketenangan pribadi lantaran Christoff juga akan mengerjakan soal ujian mata kuliah yang sama di kamar depan. Kamar paling belakang kosong, tanpa membuang-buang waktu lagi Rayla segera masuk dan mulai mengerjakan soal ujian take home seorang diri di sana.
Soal ujian HI Kawasan kali ini menawarkan Rayla untuk membahas isu-isu yang tengah merebak di sejumlah kawasan dunia, mulai dari Asia Pasifik-Afrika, Eropa-Rusia hingga Amerika. Dan pilihan Rayla kali ini jatuh kepada kawasan Eropa-Rusia dan sekitarnya karena ketertarikan gadis berusia hampir 18 tahun ini pada kedua kawasan tersebut terutama Rusia yang akhir-akhir ini paling membetot perhatiannya sejak ia mulai gemar membahas Presiden Vladimir Putin. Adapun untuk isu spesifik yang menjadi pilihannya yakni isu Pencaplokan Krimea oleh Rusia dari Ukraina tahun 2014 lalu. Maka segeralah ia berselancar mencari data-data tentang kasus Pencaplokan Krimea tadi bersama Peristiwa Brexit yang belum lama ini terjadi di Inggris. Sambil rebahan di kasur, dirinya lalu mengerjakan semua soal itu dimulai dari pengertian regionalisme terlebih dahulu. Dia menghabiskan waktu selama tiga jam untuk menjawab satu soal pertama, dipotong Shalat Ashar lalu mandi. Soal tentang Brexit dan Krimea baru dia kerjakan setelahnya.
Aspek politik luar negeri adalah poin yang paling ia sorot di sana, terutama ketika ia menguraikan peristiwa Referendum Brexit yang mengakibatkan Perdana Menteri Inggris David Cameron (2010-2016) harus meletakkan jabatan dan mengestafetnya kepada Perdana Menteri Inggris yang baru, yakni Theresa May. Namun Rayla juga sadar, naiknya Theresa May sebagai Perdana Menteri Inggris Perempuan kedua setelah Margaret Thatcher puluhan tahun silam tak serta merta memuluskan ambisi Inggris memisahkan diri dari Uni Eropa dengan alasan ekonomi. Usai meraih kemenangan referendum dua tahun silam, Inggris sendiri wajib menjalani masa transisi selama kurang lebih tiga tahun sebelum akhirnya benar-benar bisa ‘merdeka’ di tahun 2019 mendatang. Dan perjalanan masa transisi itulah yang lalu menjadi tugas berat PM Theresa May mengingat alotnya proses negosiasi dengan internal Pemerintahan Inggris dan Parlemen Uni Eropa untuk Brexit.
Lewat waktu Maghrib, Rayla lantas memindahkan chapter risetnya dari Brexit ke peristiwa Pencaplokan Krimea oleh Rusia 2014 silam. Sambil menggaruk kakinya ketika rebahan, melihat tahun terjadinya Pencaplokan Krimea seketika saja Rayla menggulung senyum lebar di paras lonjongnya. Ternyata Krimea dicaplok pada tahun yang sama dengan pelantikan tokoh idolanya sendiri yakni Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hanya berbeda selisih bulan. Krimea dicaplok pasukan militer Rusia di bawah komando Presiden Vladimir Putin pada Februari 2014 mengakibatkan krisis politik berkepanjangan yang sekaligus membuat Presiden Ukraina saat itu Viktor Yanukovych terguling dari kursi kekuasaannya. Otomatis Ukraina mengadakan Pemilihan Presiden baru yang lalu dimenangkan Petro Poroshenko. Artinya Ukraina mengantongi sejumlah kesamaan aspek politik dengan Indonesia jika dilihat dari peristiwa saat itu.
Usut punya usut ketika Rayla sudah sampai pada poin kesimpulan, dua regional pilihannya untuk tugas ujian tadi ternyata terbentuk atas latar belakang perjalanan sejarahnya sendiri. Uni Eropa lebih banyak mengedepankan negosiasi saat ingin melepas Inggris berdiri sendiri demi alasan ekonomi sedangkan Rusia adalah antitesisnya yang lebih mengutamakan perang bersenjata saat merebut Krimea karena saat mendirikan negaranya sendiri ratusan tahun silam, di bawah Kekaisaran Tsar Ivan Vasilyevich ‘Yang Mengerikan’ Rusia gemar melakukan ekspansi bersenjata ke berbagai kekaisaran di sekelilingnya untuk memperluas wilayah. Maka tidak heran lagi kalau Rusia layak menyandang predikat sebagai negara terluas di dunia sampai sekarang.
***
Puasa tidak menjadi halangan yang menyurutkan semangat Rayla untuk pergi ke kampus bersama pasukan kecilnya demi mengumpulkan tugas ujian HI Kawasan yang telah mereka kerjakan tepat kemarin sore. Itu pun sekaligus menjadi pengerjaan yang diselingi ibadah Shalat Isya-Tarawih berjamaah di masjid dekat rumah masing-masing. Suntuk mengerjakan tugas ujian sejak siang, ditemani Christoff dan Stevie ia pergi mengikuti ibadah Shalat Isya-Tarawih berjamaah di masjid selama kurang lebih dua jam. Dan suasana yang mereka dapati semalam di masjid kebetulan sangat ramai sampai masjid penuh sesak oleh jamaah dari sekitar. Rayla, Stevie dan Christoff bergeming senang melihat suasana demikian tetapi juga was-was lantaran menurut pengalaman Shalat Isya-Tarawih di tahun-tahun terdahulu, kondisi masjid penuh sesak hanya bertahan selama separuh bulan Ramadhan atau dua minggu. Sedangkan dua minggu sisanya sudah berkurang.
Ia pernah merasa kecewa dengan situasi begini di suatu kali, sampai menanyakannya kepada salah seorang pengurus masjid yang juga tidak bisa banyak mengambil tindakan terkait hal ini.