Rayla tetap saja khawatir kehausan saat menjalani puasa selama satu hari penuh sehingga ia minum bergelas-gelas air putih saat jam sahur di hari ketujuh bulan Ramadhan 2018 ini walau sejatinya ia tahu, banyak minum air putih terutama saat sahur akan membuat beser. Tetapi rasa khawatirnya tetap saja mengambil porsi paling besar sehingga mau tidak mau, ia terpaksa minum bergelas-gelas air putih begitu selesai menghabiskan makanan sahurnya. Akibatnya, tidak sampai setengah jam berselang Rayla merasakan adanya keinginan ke kamar mandi. Namun lagi-lagi ia memilih menahannya karena sudah mau Shalat Subuh dan adapun ia mengambil air wudhu di halaman belakang, bukan di kamar mandi. Maka kemudian ia menunaikan ibadah Shalat Subuhnya seorang diri, hingga ia pergi ke kamar mandi usai merampungkannya.
Pagi harinya usai matahari terbit, ia mandi dan bersiap-siap mengerjakan sisa tugas UAS untuk ia kumpulkan hari Kamis mendatang yakni Bahasa Indonesia dan Penulisan Akademik. Dua-duanya mewajibkan ia menulis makalah singkat tentang pentingnya memakai kaidah penulisan yang baik untuk mahasiswa di perguruan tinggi dan Efek Sosial-Ekonomi G20 untuk negara anggotanya. Makalah Bahasa Indonesia sudah hampir selesai ia kerjakan sejak beberapa hari lalu bersama Stevie. Sekarang tinggal Makalah Penulisan Akademik yang belum ia kerjakan, baru akan dimulai hari ini. Maka ketika matahari sudah naik lebih tinggi pukul tujuh, masih memakai baju terusan selutut yang sama ia beringsut menenteng laptopnya ke kamar dan mulai bekerja.
Ia kini langsung mulai mengerjakan tugas UAS Penulisan Akademik dimulai dari latar belakang. Poin pembuka ini sama sekali tak menyumbang kesulitan bagi Rayla kala mengerjakannya selama hampir satu jam pertama. Dirinya dapat menemukan banyak data dengan mudah di internet untuk dimasukkan ke draf makalahnya. Tetapi saat merinci profil negara anggota dan detail kerjasama yang telah diinisiasi G20 puluhan tahun terakhir ini, ia mulai kesulitan karena terbatasnya data dari sumber informasi yang kredibel dan batas kata yang diminta sebanyak 5000 kata. Berbeda dari kelas Penulisan Akademik kelas lainnya yang hanya mensyaratkan 1500-2000 kata di makalahnya.
Lewat satu jam bekerja, aplikasi Line yang turut terpasang di laptop Rayla mendengungkan bunyi pesan masuk secara cukup keras. Otomatis konsentrasi Rayla buyar, ia mengalihkannya terlebih dahulu ke bunyi notifikasi pesan singkat tadi. “Ray, sudah mulai mengerjakan paper Penulisan Akademik belum?” Stevie yang mengirimnya. “Oh sudah dong, baru mulai hari ini. Sekarang aku lagi mengerjakannya. Kamu gimana?” “Sama, baru mulai juga. Eh kamu masih bahas G20 ‘kan? Aku kemarin salah pilih topik dong, aku kira topiknya beda. Ternyata tetap sama kayak waktu UTS.” Rayla terkikik membaca pesan singkat Stevie itu. “Lha memangnya kamu menulis tentang apa?” “Aku menulis tentang fenomena imigran Timur Tengah ke Kanada waktu UTS. Di UAS ini asalnya aku mau menulis tentang kebijakan luar negerinya Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada sekarang. Eh tahunya harus pakai topik yang sama, jadi deh ganti lagi ke topik lama wkwkwk.” Stevie menutup percakapan menggunakan gaya tertawa ala Indonesia di media sosial.
Hingga Rayla sadar dirinya hampir lupa melanjutkan tugasnya. Menurunkan intensitas percakapan, Rayla kini kembali fokus merampungkan tugas ujian Penulisan Akademik. Tetapi kesulitan mencari sumber tetap ia rasakan. Alhasil ia kini meminta pertolongan Stevie mencarikan sumber-sumber jurnal ilmiah online yang kredibel lewat chat Line tadi. Dan hanya memerlukan waktu kurang dari 30 detik, sederet tautan daring muncul di layar laptop Rayla. “Ini Ray, aku pakai link jurnal online dari sini. Kamu pakai juga, ini isinya lengkap banget lho.” Tutur Stevie sebelum berlalu, menutup percakapan. Rayla tahu, hari ini Stevie juga tidak kalah sibuknya dengan dia. Maka tak heran kalau ia harus cepat-cepat menutup percakapannya saat ini juga.
***
Adalah cinta yang mengubah jalannya waktu,
Karena cinta, waktu terbagi dua denganmu dan untuk membalik rindu.