Dari percakapan antara ibunya dengan Om Darman di Restoran Mie Akung tadi, akhirnya Rayla jadi tahu alasan mengapa pria Tionghoa asli Bandung itu menguntit mobilnya sejak tadi. Rupanya persis sesaat sebelum ibu datang ke kantor Golden Money Changer, Om Darman juga baru saja datang ke tempat yang sama dengan tujuan untuk menukarkan uang Rupiahnya ke Dolar Hongkong sebelum ia bertolak kesana pekan depan. Sedangkan ibu, tadi baru saja menukarkan uang Rupiahnya kepada Dolar Australia lantaran pada akhir bulan ini ibu akan segera bertolak ke Negeri Kanguru untuk menghadiri sebuah konferensi tentang autisme-disabilitas di sana selama sepekan penuh. Alhasil di genggaman tangannya kini sudah terdapat segepok uang Dolar Australia yang akan ia jadikan bekal sepanjang perjalanan kesana. Lalu bersama siapakah ia akan pergi? Tentu saja hanya sendiri. Tempo hari sebenarnya ibu pernah menawarkan Rayla dan Christoff mau ikut ke Australia atau tidak. Namun mereka berdua menolak dengan berbagai pertimbangan.
Dan keduanya tidak kehilangan akal kendati demikian. Usaha mereka memutar otak masing-masing membuahkan secarik hasil berupa gagasan cemerlang untuk menjemput ibu di Bandara Soekarno-Hatta saat tiba kembali di tanah air dua pekan mendatang seiring ditutupnya ajang perhelatan Asian Games 2018. Kebetulan ibu pulang ke Australia di hari Sabtu tanggal 1 September 2018. Hari itu baik Rayla maupun Christoff sama sekali bebas dari jadwal perkuliahan. Jadi sekalipun menjemput ibu pada malam hari di Cengkareng mereka masih bisa pulang lagi ke Bandung pada Minggu keesokan harinya. Ide ini diterima ibu dan bapak turut menyambut baik. Maka jadilah mereka sibuk menyusun rencana perjalanan dari Bandung ke Bandara Soekarno-Hatta dua minggu lagi. Terus bagaimana perjalanan ibu berangkat ke Australia? Ibu akan bertolak sendiri menggunakan kereta api lewat Jakarta dan pesawat langsung dari Bandara Soekarno-Hatta juga. Paling jauh, Rayla hanya akan mengantar ibu ke stasiun kereta api hari Senin paginya.
Rencana disepakati, pandangan kini beralih ke detik-detik pembukaan Asian Games 2018.
Jarum panjang bergerak melewati angka 12 kala jarum pendek masih menghunus angka 7, layar televisi datar di ruang keluarga rumah Rayla kini menampilkan view Istana Bogor lengkap dengan iring-iringan mobil yang siap mengantar Presiden Joko Widodo menuju lokasi perhelatan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan-Jakarta Pusat. Bersama tim protokoler kepresidenan juga Paspampres, Jokowi tampak berjalan keluar istana dan mobil dinasnya segera bergerak mengikuti iring-iringan pengawalnya menuju jalan tol ke arah Jakarta. Awalnya perjalanan lancar dan tampak biasa-biasa saja, tetap mengikuti standar pengawalan seorang kepala negara ala tim protokolernya. Namun ketika iring-iringan kendaraan Jokowi beranjak memasuki wilayah ibukota Jakarta kerumunan suporter atlet Asian Games menghadang jalurnya. Dan Jokowi yang juga sama-sama tengah dalam perjalanan ke Gelora Bung Karno enggan mengambil pusing. Beliau membiarkan saja para suporter itu berkumpul di depan laju kendaraannya.
Tetapi beliau juga tidak kehabisan akal. Keluar dari mobilnya, ia berpindah tunggangan ke sepeda motor milik pengawalnya. Dipakainya helm hitam legam lengkap dengan kaca yang menutupi seluruh wajahnya, Jokowi lalu menancap gas motor sampai meloncat di atas sebuah truk yang mengantarnya pergi ke area stadion Gelora Bung Karno melewati kawasan padat penduduk. Di depan sebuah sekolah Jokowi memilih berhenti terlebih dahulu agar bisa mempersilahkan rombongan anak-anak sekolah menyebrang terlebih dahulu. Seorang anak berperawakan gemuk terpana melihat Jokowi yang membuka helmnya sambil mengatakan “Apa?” Padanya.