“Jacqueline kelihatan tambah tinggi ya,”
Ujian akhir semester (UAS) kali ini membuat hati Rayla merasa gadang, bersorak-sorai penuh kesenangan seolah ada cahaya terang yang menyambutnya di awal bulan Desember 2018 ini lantaran banyak dosen yang menyelenggarakan UAS mata kuliahnya dalam bentuk take home exam alias soal ujian boleh dibawa pulang ke rumah masing-masing untuk selanjutnya dikerjakan secara esai, diketik rapi menggunakan komputer lalu dikumpulkan kepada dosen baik secara fisik maupun virtual melalui surat elektronik. Termasuk UAS Kajian Keamanan yang akan berlangsung Senin esok. Sejak jauh-jauh hari mahasiswa sudah diinfokan soal ujian take home-nya agar dikerjakan tidak terlalu mepet dengan deadline walau sejatinya tidak harus dikumpulkan pada hari H ujian, melainkan bisa di luar hari H sepanjang minggu UAS melalui sistem perjanjian. Dan Rayla sendiri tadi pagi sudah mengerjakannya, namun ia belum tahu kapan akan mengumpulkannya.
Sehingga pada hari Sabtu pertama di bulan Desember 2018 ini ia memutuskan pergi menghadiri acara Temu Akrab Hubungan Internasional (TAHI) 2018 yang mengusung tema “Rising our inner heart dream” di Gedung Bandung Hash House Harriers (BHHH) 2 Lembang, Bandung Jawa Barat. Tema membangun impian dari lubuk hati terdalam mengharuskannya datang mengenakan baju berwarna-warni dan satu hal yang ia tahu, di acara ini pasti ada salah seorang adik angkatan yang sudah ia kenal sejak lama: Jacqueline. Pandangan wajah oval Rayla menangkap potret sosok Jacqueline begitu tiba di Gedung BHHH2 Lembang. Meloncat turun dari mobil, dari kegelapan lapangan parkir ia bisa melihat gadis kelahiran September 2000 itu berkelebat cepat menenteng kamera DSLR Canon berwarna hitam legam. Tiba di pintu masuk gedung, Jacqueline justru tak menyambutnya. Melainkan mahasiswa baru lain yang menyambut serta sekaligus mengarahkan Rayla agar terlebih dahulu mengisi buku tamu dan menerima kupon makan.
“Kak, kalau mau mengambil makanan di stand sebelah sana jangan lupa tukarkan kuponnya dulu ya. Tapi sebelum tukar kupon, syaratnya harus ajak orang beda angkatan━bebas boleh siapa saja termasuk panitia. Terus fotonya harus langsung di-share ke Instagram, jangan lupa tag akun TAHI sama orang yang diajak fotonya. Terima kasih…” Brenda dan Bernadetta, sepasang mahasiswi angkatan 2018 mengeluarkan instruksi syarat makan kepada Rayla yang lalu bergerilya keliling gedung. Awalnya ia datang bersama Stevie dan Christoff, hanya saja ia sadar dirinya satu angkatan bersama mereka sehingga mereka harus bergerilya mencari orang beda angkatan. Hingga ia menemui Jacqueline, mengajaknya mengambil foto bareng dan disinilah ia menyadari seutuhnya bahwa sosok adik kelas kesayangannya ini telah bertambah tinggi hanya dalam waktu tiga tahun.
Persis di samping kepala Jacqueline, Rayla masih ingat betul sosoknya saat masih SMA. Dulu tinggi badan Rayla dan Jacqueline berselisih cukup jauh dimana pucuk kepala perempuan cantik berkulit putih ini hanya sejajar sampai pundak Rayla. Seiring waktu berjalan pucuk kepalanya naik jadi seleher dan sedikit demi sedikit, tahu-tahu kini sudah sama. Jacqueline telah tumbuh secara lebih tinggi hanya dalam waktu tiga tahun sejak masuk SMA hingga jadi Mahasiswi baru HI Unpar. Rayla mengunggah foto tadi ke fitur Instagram Stories-nya dengan menandai tiga orang rekan kuliahnya tadi. Diam-diam usai mengunggah story, dalam hatinya tumbuh sebuah rasa kagum untuk pertama kalinya sejak hampir separuh windu lalu. Cantiknya Jacqueline tak memudar, raut wajahnya pun sama sekali tak menunjukkan perubahan berarti melainkan malah justru semakin memukau, membuat siapa saja yang beruntung melihatnya tak bisa menyembunyikan decak kagum. Apalagi sekarang dia sudah bertambah lebih tinggi, semakin menambah keelokan fisiknya saja.