Guten Morgen!
“Gimana masa perkenalan di SMA nak, seru apa enggak? Terus kamu sudah kenal sama teman-teman baru apa belum?” Pagi ini nada dering whatsapp menggetarkan telepon seluler milik Rayla. Pengirimnya bapak yang sedang berada di Bali.
“Alhamdulillah kemarin acaranya lancar pak. Tapi aku sempat sakit waktu hari kedua jadi enggak ikut semua kegiatan. Teman baru yang aku kenal ada satu, dia namanya Stevie.”
“Ray, sudah siap belum?” Seolah-olah ayah yang perhatian dengan anak perempuannya, sebuah teriakan keluar dari mulut Pak Warsono bersamaan terkirimnya balasan untuk bapak.
“Inggih, sedelo maning![1]” Sambil merogoh jam tangan di atas meja Rayla menyahut kepada Pak Warsono yang sedang memanaskan mesin mobil sambil menunggu.
Tiba di sekolah, rupanya Rayla merasa bingung karena tidak tahu tempat untuk menaruh tasnya. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh raut wajah milik Fariq yang datang tidak lama kemudian.
“Ini kelas kita dimana?” Tanya Fariq di belakang Rayla yang kebetulan sedang melihat foto pajangan milik alumni yang baru lulus SMA dalam waktu yang bersamaan dengan kelulusan SMP yang telah dilewati. “He he he, mungkin Karena kita anak baru, jadinya belum dikasih kelas.” Gadis bertubuh kurus tersebut hanya bisa tertawa kecil.
Ternyata semua siswa-siswi baru merasa bingung pada akhirnya Bu Wina sang wakil kepala sekolah memberitahukan tempat dimana para siswa-siswi baru harus berkumpul lengkap dengan kegiatan yang akan mereka laksanakan sebelum libur lebaran tiba.
“Buat kelas sepuluh, sekali lagi ibu ucapkan selamat datang di SMA. Sebelumnya mohon maaf kalian memang belum memiliki kelas karena kalian juga belum belajar sesuai dengan jurusan yang akan kalian pilih nanti.”
Lalu Bu Wina yang berkacamata lengkap dengan kerudung yang membalut kepalanya melanjutkan ucapan yang tadi sempat terhenti “Selama tiga hari ke depan, kalian akan ada overview tentang beberapa mata pelajaran dan mengenai tempat penyimpanan tas, Untuk sementara ini tas bisa disimpan di aula dulu.”