Adzan Subuh belum juga berkumandang akan tetapi kali ini alarm dari telepon seluler yang membuat Rayla terjaga dari tidurnya semalam dan langsung membersihkan diri sebelum berangkat ke sekolah di pagi buta. Mengapa ia berangkat sepagi ini? Hari ini Siswa-siswi Kelas sepuluh akan mengikuti latihan dasar kepemimpinan selama satu hari di sekolah dan dua hari di Bumi Perkemahan Kiara Payung yang terletak di Area Kampus Unpad, Jatinangor.
“Langsung ke aula saja semuanya.” Kak Dita yang memegang jabatan sebagai Ketua Panitia LDK. Rayla menuruti apa yang dikatakan Kak Dita diikuti oleh beberapa orang teman-temannya di belakang. Ketika sampai di aula, Rayla mendapati teman-temannya yang sudah datang lebih dulu tetapi dalam formasi yang belum lengkap termasuk kelompok kegiatannya.
Bagi Siswa-siswi Muslim yang telah datang, mereka dipersilahkan oleh panitia untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan Shalat Subuh berjamaah. Yang menjadi Imam adalah Kak Saini dengan bacaan surah yang mengalun dengan merdu dan selepas shalat, peserta LDK diminta membuat barisan sesuai kelompoknya agar siapa saja yang belum datang dapat diketahui.
“Ray, Stevie ikut apa enggak?” Matthew yang menjadi ketua kelompok empat menepuk pundak Rayla yang kemudian dijawab,
“Enggak tahu, kemarin katanya dia itu sakit sama kayak aku.” “Sakit apa?” Lanjut Matthew. “Dengar-dengar kemarin sih dia demam terus muntah-muntah gitu.” Tambah Rayla sesuai dengan informasi yang ia dengar dari Alif.
Karena datang terlambat maka sebagian siswa-siswi disuruh melakukan push up atau scout jump dan selanjutnya berbaris untuk dibolongi name tag-nya sebagai tanda telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan bagi peserta.
Hari beranjak pagi dan kegiatan selanjutnya adalah Shalat Dhuha yang juga diisi dengan kuliah tujuh menit alias kultum tentang pemimpin. Beres Shalat Dhuha dan kultum, siswa-siswi dan panitia bergerak menuju ke sebuah lapangan sepak bola di belakang sekolah yang kala itu sedang kosong.