Rayla

Rivaldi Zakie Indrayana
Chapter #15

Agenda sang Kepala Negara

Ekspresi gembira pasca pelantikan masih terus ditunjukkan Rayla sebagai pendukung Jokowi pada akhir Oktober 2014 ini. Dimana saja, tidak peduli di sekolah atau rumahnya sendiri Rayla terus memfokuskan perhatian dan pandangannya pada rentetan agenda Jokowi di hari-hari pertamanya bekerja sebagai Presiden Republik Indonesia tercinta. Minggu sore kemarin beliau baru saja mengumumkan nama-nama menterinya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istri masing-masing. Total jumlah menteri yang bakal bekerja dengan Jokowi-JK adalah 34 orang. Mereka tergabung dalam “Kabinet Kerja.”

Ketika di kelas ia dihampiri seorang anak laki-laki sebayanya. Andra nama anak laki-laki itu. Kulitnya berwarna sawo matang, tubuhnya kurus-tinggi dan memakai kacamata. Mereka terlibat pembicaraan seru mengenai para menteri yang baru dilantik itu. “Komposisi cabinet 34 ya tetap ramping karena seukuran Kabinet SBY dulu, maksudnya biar enggak ada pemindahan staf lagi. Praktis ‘kan.” Setelahnya lelaki pemilik rambut tipis ini berlalu keluar kelas. Ia hanya meninggalkan segepok cheese stick tepat di samping sikut kiri Rayla.

“Eh Andra, ini cheese stick-nya enggak dibawa?” Rayla menyahut kencang sebelum Andra menjauh. “Buat kamu saja, aku sudah beli dua. Tadi ‘nitip’ di Alif.”

Dan Rayla hampir saja tercekat mendengar bunyi jawaban Andra. Ia tak menyangka-nyangka teman lelakinya itu bakal memberikan segepok cheese stick untuknya di kelas apalagi tadi dia bilang dua gepok sisanya dititipkan di Alif. Jangan-jangan, apakah ini indikasi Andra yang lagi jatuh cinta menaruh perasaan pada hati Rayla? Apakah Andra mulai berani memberi ‘tembakan’ kode lewat pertanyaan tentang kabinet baru Jokowi tadi dengan memancing lewat besaran kabinet? Rayla hanya senyum-senyum sendiri. Boleh jadi Andra telah menaruh rasa pada Rayla meski belum mengungkap secara gamblang. Senyuman Rayla buyar oleh Diandra yang datang kemudian.

“Ssst, Ray. Kenapa senyum-senyum sendiri begitu? Jangan dong, sini atuh curhat.” Ajaknya.

 “Hmm, aku tahu. Pasti tentang Andra barusan ya?” Fatimah yang menemani, menyahut.

“Iya betul Fat, aku senyum-senyum sendiri karena ingat Andra tadi. Dia menanyakan Kabinet Kerja-nya Jokowi terus dia kasih aku sebungkus cheese stick setelah beli. Dua bungkus lainnya ‘nitip’ di Alif, katanya. Nah aku enggak tahu dia kenapa begini, tumben kasih makanan ke aku.” Imbuh Rayla masih malu-malu. “Jangan-jangan Andra memang benar naksir kamu. Tapi dia belum ‘nembak’ secara langsung, makanya dia kasih makanan dulu. Ciee...” Gelagat Diandra ini membuat Rayla semakin tersipu. Wajahnya memerah. Barangkali Diandra benar. Andra sengaja memancing lewat pertanyaan mengenai ukuran kabinet Jokowi yang menurutnya tak sesuai rencana semula. Andra ingin supaya Rayla terpancing dan lalu mendebat dirinya, namun keadaan justru berbalik saat Rayla sanggup melibas argumentasi Andra yang nampaknya tak ingin memperpanjang perdebatan sehingga ia merelakan satu bungkus cheese stick-nya dimakan Rayla.

“Si Andra kayaknya terindikasi pendukung Prabowo kalau aku lihat omongannya. Coba kamu stalking akun medsosnya, siapa tahu dia benar pendukung Prabowo kemarin.” Sekarang giliran Fatimah bicara. Rayla tertegun, bertanya-tanya apa faedahnya mengaitkan masalah asmara anak SMA dengan kondisi politik Indonesia tempo hari hingga kini?

Lalu seolah bisa membaca pikiran Rayla, Diandra menimpali “Tiap orang punya cara berbeda-beda dalam mengungkap perasaannya. Mungkin saja sebenarnya Andra itu saying ke kamu, cuma caranya dia mengungkap cinta memang kayak begitu dulu. Dia ‘menantang’ kamu, dia ajak kamu diskusi terus jadian baik-baik. Toh ada juga hubungan baik yang justru mulai dari pertikaian dulu.” Kalimat Diandra terasa bertenaga dan mengagumkan. Rayla kini tertawa lebar walau masih malu-malu.

vvv

Lebih dari sebulan tak bertemu, pada akhirnya Rayla kembali menjumpai Herr Warsono yang selama sebulan kemarin juga tidak bisa mengajar karena harus pergi ke Jerman untuk belajar Bahasa Jerman di sana.

Lihat selengkapnya