Rayla

Rivaldi Zakie Indrayana
Chapter #16

Satu bulan Terakhir

Pernah dengar Pasar Seni ITB? Kalau kita tinggal di Bandung, dapat dipastikan kita sudah pernah mendengar nama tersebut. Pasar Seni ITB merupakan sebuah event besar yang diadakan oleh mahasiswa dan mahasiswi ITB setiap empat tahun sekali. Jika pasar seni terakhir diadakan tahun 2014, maka pasar seni baru akan ada lagi tahun 2018. Dan karena event akbar yang mulanya hanya diadakan oleh mahasiswa-mahasiswi seni rupa ITB tersebut tidak setiap tahun ada, maka oleh sebab itu Rayla berkesempatan mengunjungi pasar seni bersama kedua orangtua dan adiknya. Pagi-pagi mereka sudah berangkat dari rumah dan memarkirkan mobil di area basement Rumah Sakit Borromeus supaya tidak sulit mencari parkir lepas sebelumnya terjebak macet parah di kolong jalan layang Pasupati.

Acara empat tahunan ini dahulu awalnya hanya dipanitiai mahasiswa Fakultas Seni Rupa & Desain (FSRD) ITB dan mulai diadakan sejak awal decade 1970an. Bila Rayla tak salah, tujuan diadakannya Pasar Seni ini ialah sebagai pameran tugas akhir para mahasiswa seni rupa yang akan segera lulus kuliah. Namun berhubung ini hanya diadakan setiap empat tahun sekali, lambat laun Pasar Seni ITB berubah jadi ajang unjuk kreativitas bagi mahasiswa serta pusat transaksi segala hal berbau kesenian seperti namanya. Ada banyak stand serta aneka ragam hasil kesenian yang dipamerkan di sini, dan beruntung sekali di Pasar Seni ITB kali ini Rayla dapat menemui Stevie. Alasan Stevie datang ke Pasar Seni ITB antara lain ialah karena ia berminat kuliah di FSRD ITB, atau lebih spesifiknya di Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV). Maka ia wajib mengetahui seluk-beluk kesenian desain jika ingin kuliah di FSRD ITB.

vvv

           Keputusan pahit itu harus Rayla hadapi menjelang akhir bulan November. Tepat satu bulan berkuasa, pemerintahan Jokowi-JK memutuskan untuk mencopot subsidi bahan bakar minyak alias BBM yang menelurkan imbas atau konsekuensinya pada kenaikan harga BBM serta harga-harga bahan pokok lainnya, tepat mulai tengah malam ini. Kebijakan tak populis pertama pemerintahan Jokowi-JK ini mengudang aneka ragam reaksi. Pendukung Prabowo beramai-ramai menghujat Jokowi dan ada juga sebagian pendukung Jokowi yang berbalik jadi haters usai kenaikan harga BBM resmi diumumkan. Image Jokowi yang ‘merakyat’ pun ikut tergerus seiring demikian. Namun kedua sosok sentral barusan tak kehabisan akal menyikapi pencopotan subsidi BBM ini.

Tidak lama usai harga BBM merangkak naik akibat subsidinya dihapus, pemerintahan Jokowi-JK melalui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo langsung merealisasikan salah satu janji kampanye andalannya berupa tiga kartu sakti, yakni Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Keluarga Sejahtera sebagai kompensasi atas penghapusan subsidi BBM. Meski partai-partai oposisi menilai peluncuran tiga kartu sakti ini terlalu cepat, namun sebenarnya pemerintahan Jokowi-JK hanya meneruskan atau mungkin sekaligus meningkatkan program kerja berdasarkan jumlah anggaran yang telah ada sebelumnya.

Lalu jika Rayla merenungi dan melihat-lihat lebih dalam lagi, sebagai pendukung setia dia merasa langkah yang Jokowi tempuh sekarang adalah benar. Subsidi BBM sejatinya ditujukan bagi kalangan pengendara menengah ke bawah seperti pengemudi ojek, angkot, bus antarkota dan truk barang. Hanya saja, selama ini subsidi BBM selalu tidak tepat sasaran alias dipakai oleh kalangan pengendara menengah ke atas atau bahkan kalangan atas sekalian. Maksud Jokowi menghapus subsidi BBM itu hanya mengalihkan subsidi dari kalangan menengah ke atas untuk kalangan menengah ke bawah sehingga yang paling banyak terdampak adalah kalangan menengah ke atas sendiri. Sedangkan kalangan menengah ke bawah akan lebih banyak menerima subsidi jika begini.

“Halah Andra.., Wida, ‘kan aku sudah bilang tadi. Subsidi BBM selama ini justru dipakai kita sendiri, kalangan menengah ke atas makanya Jokowi langsung mengalihkan subsidinya enggak lama setelah menjabat dan lagipula penghapusan subsidi ini sekaligus buat menambah anggaran negara biar pembangunan bisa langsung digenjot. Kalau subsidi enggak dihapus nanti anggaran pembangunan malah berkurang dan rakyat jadi enggak bisa pakai infrastruktur.” Ujar Rayla menanggapi serangan Andra dan Wida terkait kebijakan dihapusnya subsidi BBM.

 Andra dan Wida terus mencoba berkelit melawan argumentasi Rayla hingga mereka berhasil dihentikan balasan telak Rayla yang nampaknya mulai gregetan sendiri. “Manja! BBM naik sedikit pada komplain berhari-hari. Tapi sekali beli pulsa apa kuota internet langsung ratusan ribu bisa. Sok atuh mulai kurangi memakai kendaraan pribadi. Bisa ke sekolah naik sepeda, jalan kaki atau pindah naik angkutan umum.” Andra dan Wida hanya dibuat melongo oleh Rayla. 

vvv

Lihat selengkapnya