Rayla

Rivaldi Zakie Indrayana
Chapter #25

Pemanasan Tahap Pertama

“Eh, pengumuman, untuk kelas 11 dan 12, hari ini kalian akan ikut simulasitry-out SBMPTN di kelas masing-masing. Jadi, setelah ini harap kembali ke kelasnya ditemani HBT...” Sontak, timbul rasa terkejut dalam diri Rayla ketika mendengar pengumuman tentang try-out SBMPTN alias Saringan Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri secara mendadak di aula hari ini. SBMPTN, ujian yang terdengar asing di telinga Rayla walau ia pernah mendengarnya.

“Ini hanya untuk mencari tahu kemampuan kalian ada dibidang apa terus ini enggak akan masuk penilaian akademis.” Imbuh Pak Adrian sesaat sebelum penghuni aula berkurang lagi. Lalu dengan tensi semangat membusung, Rayla beringsut penuh khawatir menuju kelas bersama Stevie.

“Kenapa try-out macam ini harus pakai dadakan segala sih?” Omel Stevie. “Iya, kenapa mesti begini? Diadakan di masa KBM[1] kan bisa.” Rayla menyambung ucapan Stevie.

Begitu sampai di kelas, masing-masing mengambil tempat duduk dan segera mengisi identitas di lembar jawaban sebelum menjawab soal. “Meskipun sudah langsung berhadapan dengan kertas dan pensil pada hari pertama, ibu harap semangat kalian tidak kendur karena ini hanya untuk melihat dimana kemampuan kalian untuk nanti kuliah.” Seperti mampu membaca perasaan siswanya, Bu Irvina menepikan sedikit wejangan. Sekonyong-konyong kelas membisu.

Satu-dua soal, Rayla baca seiring dahinya mengernyit. Dia sama sekali tidak mengerti satu pun soal sebab ia belum belajar. Lama-kelamaan ia mulai frustasi lalu melempar dua pulpen. Bu Irvina lantas berupaya menenangkan Rayla.

“Ray, kita keluar dulu yuk.” Tanpa banyak beringsut lagi dia menuruti ajakan Bu Irvina menuju ruang multi-purpose.

“Rayla, kamu mau kuliah enggak?” Bu Irvina membuka pertanyaan.

“Mau.” Jawab Rayla singkat.

“Mau enggak mau, suka enggak suka, kamu harus mengerjakan soal macam ini. Sekarang kamu boleh tenang dulu terus kalau sudah tenang, kerjakan yang kamu bisa. Toh Bahasa Inggris kamu juga lumayan masih bisa.”

Perasaan ingin menangis menjalar panjang dari hati. Bagaimana tidak, hari ini di tengah jam puasa hatinya telah terbakar emosi. Ia frustasi menghadapi kewajiban menjawab soal SBMPTN untuk sesi tes potensi akademik alias TPA belum tes sesuai jurusan besok. Dan untuk sejenak ia mencoba menenangkan diri hingga Bu Irvina meninggalkannya.

Supaya lebih segar, Rayla diizinkan membantu Pak Shodiq memasang hiasan display ruangan. Tugasnya sangat sederhana, hanya tinggal memasang pigura berbahan sterofoam dan ditancap memakaipushpin kecil. Dengan demikian, Rayla tampak lebih tenang. Tiba-tiba ia teringat akan cara membubuhkan jawaban pada soal ujian ketika didera kesulitan, yakni dengan menebak jawaban yang benar persis ketika UN SMP dulu. Dapatlah dia tersenyum mendengar kisah itu.

Sesuai trik pembubuhan jawaban bagi soal SBMPTN, Rayla hanya menjawab sesuai kemampuannya. Bagi soal yang jawabannya benar akan diganjar nilai +4, bila jawaban salah diganjar nilai -1 dan jika tidak diisi nilainya 0. Lalu gadis tersebut menyerahkan lembar jawabannya pada Bu Irvina di kelas.

Lihat selengkapnya