Rayla

Rivaldi Zakie Indrayana
Chapter #30

Deutsch Sprachen

Akhirnya Rayla mampu melepas rindu dengan pelajaran Bahasa Jerman hari Kamis ini. Sekira pukul 10.55 usai berkenalan dengan materi karangan cerita pendek dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Rayla menjawab penantian Herr Warsono di ruang Sosiologi. Perlu diketahui, mulai tahun ajaran ini sistem pembelajaran dilaksanakan memakai cara moving class atau berpindah-pindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya persis seperti mahasiswa di perguruan tinggi. Berselang sesaat Stevie menyusul Rayla ke ruang sosiologi.

“Nur euch beide wer sind haben schön kommen hier? Wo bist euer freund?[1]Tanya Herr Warsono dalam Bahasa Jerman.

“Genau Herr. Wir weißen nicht wo bist sie[2].” Tingkat kefasihan Bahasa Jerman Stevie dan Rayla meningkat tajam setahun ini. Kemampuan mereka tak usah diragukan siapapun lagi bila sudah demikian.

Herr Warsono mengangguk ringan usai mendengar jawaban dari dua murid perempuannya tadi. Ia kembali membolak-balik kertas di mejanya sedang Rayla-Stevie menaruh tas di atas permukaan meja belajar. Penuh semangat mereka menghadapi pelajaran Bahasa Jerman untuk kali pertamanya di Kelas 11 hari ini sambil mereka penasaran materi apa yang akan dipelajari. Sampai sebagian murid kelas IPA berduyun-duyun menyerbu kelas. Patut berbangga hatilah Rayla, pasalnya sejak kelas 10 kemarin jumlah siswa pemilih mata pelajaran Bahasa Jerman adalah yang terbanyak satu angkatan. Bahasa Jepang dan menyusul di peringkat kedua serta ketiga.

Hari ini, guru kelas 11 yang ikut menemani kegiatan belajar-mengajar Bahasa Jerman ialah Pak Asep. Lalu begitu jumlah murid dirasa sudah lengkap, tak kepalang tanggung Herr Warsono memulai sesi pembelajaran.

“Ehm, syukur alhamdulillah hari ini kita ketemu lagi setelah lama enggak belajar Bahasa Jerman bareng-bareng. Semoga semuanya selalu sehat sampai kapanpun, amin.” Gaya bicara seorang Herr Warsono tidak mempertontonkan perubahan sama sekali alias tetap berdialek Jawa medok. Walau sudah sering mendengar sejak tahun kemarin, sebagian siswa tetap saja tak sanggup membendung gelak saat mendengar Herr Warsono mencakup Stevie. Berkali-kali ia memekik dari balik telapak tangan kanan pun tubuhnya berguncang kecil.

“Materi semester satu, ada familienstandbaum[3], essen und trinken[4], dan yang terakhir, die wohnung[5]. Usahakan catat semuanya di buku masing-masing terus kalau sejak tahun lalu sudah ada sedikit kemampuan belajar Bahasa Jerman, Herr Warsono yakin kalian akan lebih gampang belajar semester ini. Langsung saja kita belajar tentang familienstandbaum.” Bulatnya keputusan Herr Warsono langsung mengawali pendalaman materi Bahasa Jerman tak menyurutkan semangat Rayla. Sebabnya, jelas ini merupakan mata pelajaran favorit Rayla selama belajar di SMA.

Guru Bahasa Jerman sekaligus ayah tiga anak tadi rupanya memberi kesempatan pada Rayla dan kawan-kawannya untuk memperkenalkan diri dengan memakai bahasa Jerman serta Rayla mengajukan diri paling pertama mewakili murid kelas 11 IPS.

Sebatang spidol hasil comotan tangan Herr Warsono menari anggun di papan tulis putih. Jemari Rayla berlari lincah menandingi kecepatan jemari Herr Warsono saking bersemangatnya. Lalu selepas melengkapi istilah sebutan anggota keluarga, beliau memaparkan makna istilah-istilah tadi. “Masih ingat artikel der-die-das? Mereka tetap dipakai di materi silsilah keluarga bahkan di semua materi, ekornya nyambung kemana-mana. Terus dari situlah titik kerumitan Bahasa Jerman.”

Lihat selengkapnya