Rayla

Rivaldi Zakie Indrayana
Chapter #49

Dinding Mural

Teka-teki mengenai figur seorang guru Bahasa Indonesia baru pengganti Bu Ati dan Pak Johan terjawab sudah hari Jumat ini. Rayla, Stevie, Matthew, Diandra, Alif pula anak-anak lain di kelas 12 IPS mengingat lagi peristiwa kemarin pada jam pelajaran Matematika. Ada yang berbeda. Seorang guru laki-laki, perawakan badan tidak teramat tinggi namun sedikit gempal, kulit sawo matang, bentuk wajah melingkar bulat disekap kacamata serta rambut rapi. Penampilannya standar seperti guru pada umumnya. Yang paling menarik perhatian anak-anak kelas 12 IPS adalah guru baru tersebut yang hanya duduk diam di pojok sambil memperhatikan proses kegiatan belajar-mengajar Matematika. Tentu banyak anak yang bertanya-tanya tentang sosok guru tersebut.

“Sudah kenalan belum?” Bisik Natalie kepada Rayla, Stevie dan Alif.

“Belum. Dari kemarin cuma diam di ruang Matematika.” Rayla menjawab kompak dengan Stevie dan Alif. Kegaduhan di ruang Bahasa Indonesia lalu susut begitu guru laki-laki pengganti sementara Bu Ati dan Pak Johan tersebut berdiri memperkenalkan diri.

“Oke ya, langsung saja berkenalan. Nama bapak, Muhammad Irham terus kalian boleh panggil Pak Irham. Bapak kelahiran tahun 1992 dan dulu kuliah di jurusan Bahasa Indonesia.” Oh, namanya Pak Irham. Rayla kini sudah tahu nama beliau. Pak Irham berhenti sejenak lalu meneruskan ucapannya.

“Hari ini pertemuan pertama bapak dengan kalian. Kelas 12 mungkin tidak sampai satu tahun lagi sudah kuliah, jadi manfaatkan waktu yang ada dengan baik. Insha Allah bapak akan menemani persiapan ujian kalian.” Pak Irham lalu merogoh kertas absensi siswa dan membacanya.

“Sekalian kenalan juga.” Imbuh Pak Irham singkat. Dan tidak hanya sebatas menanyai “namanya siapa,” tetapi Pak Irham pula menanyai alamat serta hobi. Lalu begitu tiba giliran Rayla memperkenalkan diri, Pak Irham turut menambahkan kalimat “Bapak dengar dari Pak Ja’far katanya kamu fasih bicara Bahasa Jerman. Kamu belajar bahasa Jerman dari mana?”

“Aku belajar Bahasa Jerman di sini, enggak ikut les dimana-mana.” Imbuh Rayla.

Pelajaran Bahasa Indonesia di hari Jumat yang ketiga sepanjang masa pembelajaran kelas 12 ini kembali membahas ihwal seputar teks cerita sejarah. Hanya, hari ini Pak Irham mengarahkan topik pada kaidah serta struktur teks cerita sejarah.

vvv

Ini bakal menjadi kali pertama pertemuan antara kelas 12 IPS dengan Pak Erlangga, mantan guru kelas mereka ketika belajar di kelas 10 dahulu. Pun sebagian sudah mengenal beliau sejak SMP. Dan sungguh sangat tidak terasa, sampai hari ini Pak Erlangga sudah dua bulan tinggal di Pekalongan, Jawa Tengah. Lalu menurut obrolan yang ramai-ramai dibahas di grup, rencananya akhir pekan sekarang Pak Erlangga akan munggahan ke Bandung juga semua kawan Rayla telah merencanakan acara makan merangkap jalan-jalan bareng Pak Erlangga akhir pekan nanti. Akan tetapi belum juga timbul kepastian, Pak Erlangga kadung berkata lain di grup Jumat sore.

“Maaf banget ya semuanya...Weekend sekarang bapak enggak jadi berangkat ke Bandung karena ada keperluan yang tidak bisa bapak tinggalkan. Insha Allah lain kali jika bapak jadi ke Bandung, nanti bapak kabari ya...” Nada kekecewaan menguap serempak di kolom obrolan. Salah satunya Natalie.

“Yaahhh... Kenapa waktunya mesti bentrok pak?” Sekelumit kata “Iya tuh” menyusul ungkapan kecewa Natalie memberondong Pak Erlangga. Rayla dan Stevie tidak ketinggalan melepas kecewa.

Lihat selengkapnya