Kaki kanan dan kiri Rayla luruskan di teras kelas tatkala hujan deras mengguyur keseluruhan gedung sekolah. Paha kanan juga paha kiri seperti biasa dia urut perlahan walau tak terasa pegal sama sekali. Sekarang pukul setengah dua siang, mestinya dia belajar Matematika. Namun Pak Ja’far rupanya berhalangan hadir sehingga beliau menitipkan sedikit tugas pengganti. “Kerjakan saja yang kalian bisa, terserah mau berapapun juga. Yang penting ada soal terjawab.” Imbuhnya lewat pesan singkat. Dan Rayla hanya menjawab empat soal.
Ia lalu di teras kelas, memainkan tiga batang pulpen di saku baju batik terusan selututnya. Hari ini pula Rayla mengenakan celana panjang hitam kesukaannya setelah jeans biru donker. Tiga pulpen barusan dia mainkan tak tentu arah tepat pada bagian atas permukaan pahanya sebelum Stevie datang menyusul kemudian. Dan khusus pada hari Kamis kedua di bulan Februari 2017 sekarang, Stevie datang dengan mengenakan pakaian batik dua warna dalam dua bagian yang berbeda. Atasannya berupa kemeja blues putih dibumbui sedikit corak batik pada kerah hingga area kancing dan tali pengikat gulungan. Sedang rok selututnya bercorak batik penuh. “Ini batik Yogya. Bagus banget, aku suka.” Ujar Stevie saat ditanyai jenis corak batik pada busananya. Lalu Rayla mengamati penampilan Stevie. Ah, jika seperti ini, pesonanya tak diragukan lagi. Dia berpeluang memikat hati banyak anak laki-laki dan andai saja Rayla seorang laki-laki, bisa saja dia meminang Stevie jadi pasangan hidupnya. Halah, enggak usah jauh-jauh sampai ke sana. Jadi anak cewek saja sudah senang punya teman dekat secantik itu. Batin Rayla takjub pada pesona Stevie.
Lalu Stevie yang sedari barusan hanya diam seribu bahasa, kini angkat bicara tentang keunikan nama Rayla baginya. “Rayla, dua setengah tahun lalu waktu aku pertama kali kenal kamu, aku sempat mengira nama kamu Raisa atau Rayna. Pernah aku menyebut begitu waktu mengobrol sama beberapa anak IPA. Mereka sempat bingung Karena enggak ada anak namanya Raisa atau Rayna, yang ada Rayla. Nah di situ aku baru ingat.” Baru kali ini ia mengakui keunikan nama Rayla. “Kenapa nama kamu bukan Raisa atau Rayna?” Sambungnya.
Rayla yang dirinya agak tersentak pengakuan polos gadis 17 tahun barusan, harus diam dulu sejenak demi menjernihkan ingatan tentang namanya. Lalu setelah tiga menit berpikir, baru dia menjawab pertanyaan Stevie tadi. “Asalnya dari nama surga ‘Ar-Rayyan.’ Dulu waktu aku masih tiga bulan di kandungan ibu, ibu sudah mulai periksa USG. Mulanya sempat diprediksi cowok jadi bapak dulu menyiapkan nama ‘Ar-Rayyan.’ Eh tahunya waktu USG empat bulan, baru ketahuan cewek. Bapak sama ibu sempat bingung mau kasih nama apa. Tapi akhirnya diganti jadi ‘Rayla’.” Ujar Rayla panjang lebar. Namun Stevie masih belum puas. Dia bertanya lebih jauh lagi. “Ar-Rayyan ‘kan dari Bahasa Arab. Biasanya, kalau berubah artinya jadi beda. Kamu gimana?”
“Pastinya enggak. Habis di luar sana banyak anak cowok namanya ‘Rayyan,’ jadi nama aku ‘Rayla’ ya enggak apa-apa. Cewek namanya ‘Rayna’ juga banyak. Mungkin maksudnya biar kelihatan lebih unik dari anak lain.” Imbuh Rayla laksana mengajukan nota pleidoi[1]kepada hakim. Pun jawaban tadi belum membuat Stevie cepat berpuas diri. Kini sembari mengubah posisi duduknya ia kembali bertanya tentang asal mula nama kakak kandung Rayla, Mas Chris. “Nama dia diambil dari Christopher Columbus, penjelajah abad ke-14 & 15 dari Italia. Dia sih memang penjelajah laut, Karena zaman dulu belum ada pesawat macam sekarang. Tapi berhubung bapak juga kerjanya masih berhubungan sama dunia penjelajahan, jadi nama dia disadur dari Christopher Columbus.” Usai Rayla menjawab, sekarang timbul niat usil Stevie. Benaknya baru ingat jika kakak laki-laki Rayla memasang kata “Muhammad” di bagian paling depan namanya, mengambil nama Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Dan bukan bermaksud menyinggung isu Sara[2]juga, namun Stevie justru mengaitkan kedua nama barusan dengan harapan tentang keberkahan. “Kayaknya dikasih nama macam itu biar jadi penjelajah paling berkah & syar’i.” Tutur Stevie terbahak usil. Rayla meletuskan tawa karena geli bersamaan ketika hujan luruh kian deras.
vvv