Hari Sabtu sekarang akan terlihat sangat berbeda daripada hari Sabtu yang lain. Pagi-pagi selepas shalat Subuh dua rakaat, Rayla langsung saja membersihkan diri karena dia akan segera mematut penampilan rapi sepanjang hari ini. Mengapa? Sebab dia akan menjalani proses upacara wisuda dan pelepasan siswa-siswi angkatan sembilan usai belajar selama tiga tahun di SMA juga sebelum meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi nanti. Dan belum apa-apa juga, grup angkatan sudah ramai menjelang upacara wisuda hari ini.
Penampilan rapi menemani langkah terakhir Rayla ke sekolahnya sekarang. Dia melangkahi gerbang untuk menaruh barang bawaan baru setelahnya memakai toga dan berbaris rapi mengikuti teman-temannya. Kebanyakan dari mereka sudah lebih dulu memakainya. Fandy menjadi bulan-bulanan angkatan sembilan terutama sebagian kecil anak laki-laki karena dia yang terpaksa menunda wisuda setahun setelah mengulang. “Akhirnya Fandy...” Pekik Nico dan Andra usil. Rayla hanya bisa tertawa. Ia kemudian menggandeng telapak tangan Stevie untuk selepasnya berbaris rapi agak menjauh dari ruangan kelas barusan. Kemudian, satu per satu murid kelas 12 berdatangan menjelang dimulainya prosesi upacara wisuda. “Rayla, nanti kita duduk berdekatan ya. Aku ingin lebih dekat lagi sama kamu...” “Sip, iya boleh banget Stevie. Kita memang harus selalu berdekatan sampai kapanpun...” Rayla tersenyum mendengar permintaan polos Stevie itu.
Pemain musik karawitan dan penari mulai beraksi, siswa dan siswi kelas 12 sekarang melangkah perlahan-lahan ke tempat wisuda setelah tadi para guru dijemput penari. Kini Rayla dan teman-temannya menduduki kursi wisuda yang telah disediakan tim panitia agar berikutnya mendengarkan sambutan dari Pak Adrian sebagai kepala sekolah, perwakilan guru, orang tua serta yayasan sekolah secara bergiliran di podium. Lalu ketika Bu Atty sedang memberi sambutan, secara tak sengaja mata Rayla menangkap kelabat wajah Jacqueline tengah berjalan mengelilingi barisan kursi. “Jacqueline!!” Bisik Rayla memanggil nama adik kelas kesayangannya tersebut. Ia yang kini bertugas sebagai tim dokumentasi, lantas menoleh sambil mengulum senyum bahagia. “Kak Rayla, Kak Stevie.., selamat ya hari ini wisuda!!! Semoga lebih sukses lagi ke depannya!!!” Walau tali di toganya belum dipindahkan, tetapi Jacqueline sudah lebih dulu menyelamati dua kakak kelasnya tadi. Diapun tidak kalah bangga dengan pencapaian besar mereka hari ini. Di tengah sambutan, mereka sempat berbincang walau berbisik. Jacqueline pun sempat ber-selfie dengan mereka.
Serta inilah acara inti dari serangkaian proses wisuda yang disebut dengan Inaugurasi. Setiap siswa sesuai abjad dalam absensi nama pula sesuai masing-masing kelas, dipanggil satu per satu biar naik ke panggung. Di sana mereka akan menerima map surat tanda kelulusan, dikalungkan medali sekaligus tali toga dipindah ke sebelah kanan sebagai pertanda siswa sudah lulus. Lalu saat gilirannya sudah terasa lebih dekat, Rayla beranjak ke ke podium. Stevie menyusul, dan baru kemudian Rayla. Begitu lehernya dikalungkan medali, ia dengan bangga menerima sepetak map tempat surat tanda kelulusannya bersemayam rapi dan terakhir, Pak Adrian menggeser tali dari kiri ke kanan pertanda Rayla sudah resmi lulus SMA. “Selamat ya Rayla. Semoga kamu sukses di jurusan terbaik.” Tutur Pak Adrian juga masih dalam rasa bangga. Sebelas detik berdiri atas podium, Rayla kemudian menuruni tangga untuk setelahnya kembali ke kursi. Di tengah perjalanan kembali ke kursi dia sempat bertemu dengan bapak yang sejak awal sudah memegang kamera demi mengabadikan momen penting nan sakral ini. Sementara ibu tetap duduk di kursi orang tua, sambil mengulum senyum pada Rayla.
Matahari kian tergelincir ke puncak taman langit. Kini usai semua anak berkumpul di depan tempat wisuda, mereka bersama-sama melemparkan topi segi limanya ke udara sebagai bentuk kebahagiaan setelah wisuda. Seperti biasa Rayla berdiri dekat dengan Stevie yang saat ini juga telah melempar topi wisudanya ke langit, seakan ingin seluruh dunia tahu mereka sudah lulus SMA. Dan topi kembali mendarat di dekat telapak kaki untuk berikutnya dipakai lagi. Pun tadi, angkatan sembilan sudah bersalaman dengan para guru tidak jauh dari panggung. Kemudian lewat tengah siang, mereka berpindah lokasi ke suatu studio foto dengan tujuan mengabadikan momen terakhir. Rayla memberikan gaya terbaiknya yang nanti akan dikenang sepanjang masa.
vvv