Suara gedoran pintu mengusik tidur Nabila. Dikerjabkan matanya melirik jam yang ada di atas nakas. Pukul 23:05 dan ini sudah hampir tengah malam. Siapa yang bertamu malam-malam begini. Mungkinkah Firza? Tapi gadis itu tadi bilang tidak pulang malam ini. Ah mungkin saja Firza berubah pikiran. Pikir Nabila dalam hati.
Dengan malas Nabila turun dari atas ranjang. Keluar kamar dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya. Membuka pintu tanpa mengecek terlebih dahulu siapa tamu yang datang tengah malam.
"Rayyan." matanya terbelalak mendapati lelaki itu ada di depan pintu rumahnya.
" Firza mana?" tanya Rayyan tajam.
" Firza? Tengah malam begini kamu nyari Firza. Untuk apa?.
" Aku tanya mana Firza? . " Rayyan kembali mengulang pertanyaan nya.
" Firza tidak ada. " jawab Nabila ketus.
" Tidak ada? " suara Rayyan dengan nada tinggi. Bahkan lelaki itu sudah maju satu langkah hingga tubuhnya mendekat pada Nabila.
" Firza tidak ada di rumah. Dia tidak pulang. " jawab Nabila meski gadis itu sedikit takut melihat Rayyan.
" Ckck... Tidak dirumah. Tidak pulang. Lalu..... Kemana perginya. "
" Mana kutahu. " Nabila memgedikan bahu.
" Tidak tahu? ..... Nabila.... Nabila..... Kamu jangan coba coba menyembunyikan Firza."
" Menyembunyikan apa? Aku bener bener tidak tahu kemana Firza. "
" Kalian berdua itu memang kompak. Saling menutupi satu sama lain. "
" Apa maksud mu? ."
" Sebenarnya kamu tahu kan dimana Firza. Tapi kamu memang sengaja menyembunyikan nya dariku. "