“Yang pasti aku mau lihat seperti apa cowokmu nanti!”
“Gue gak terlalu jelek, untuk Loe tertawakan dengan kejujuran perasaan gue”
“Sebenarnya, pacar Loe siapa sih?”
“Ahhh, kayaknya orang seperti kamu, enggak pernah serius menjalin hubungan”
“Jangan pernah nikahin penulis, Loe gak bakalan diurusin, dia malam dan Loe pagi, gitu juga sebaliknya”
Ketiga sahabatku dari SMA, terus saja meledekku dengan curhatan aku selama ini.
“Terus Loe pilih yang Mana, Kal” Tanya Tara. Aku hanya mengeritkan dagu dan langsung menghabiskan sisaan ocha dingin digelas terakhirku.
Tara mengelus-ngelus perutnya yang baru habis USG kita bertiga yang nganterin. Biasa Bagus suaminya sekaligus teman SMA kita sedang dinas di Papua.
“Mau pilih yang Gak ada, Tar” jawab sahabatku lainnya Milka
Milka sebentar lagi mau nikahan, jalurnya lewat perjodohan dua minggu lagi. Memang Milka anak rumahan dan percaya cinta itu bisa dimulai.
Beda denganku dan satu sahabatku lagi. Kita harus jatuh cinta. Klasik, lama namun sederhana tetapi tidak mudah.
Tetapi bedanya sahabatku Nara, sukanya internasional dan bertekad akan menjadi nyonya dari orang asing yang memiliki perkebunan sayur-sayuran.
Nara menjadi vegetarian tapi level kw2 masih suka makan daging terutama pada saat idul Fitri dan idul adha.
Nara yang rela jaga berat badan, karena sewaktu semasa kuliah Nara bekerja paruh waktu di departemen store, dan setiap bulannya akan selalu ada evaluasi perhitungan berat badan, dan bila berat badan naik hingga 3kg dari batas toleransi, maka mereka akan diberi surat cinta, surat peringatan 1.
“Kala tuh kayak gue,”lirik Nara aku hanya tersenyum “sabar ya Kal” peluk Nara
“loe juga sabar ya Ra...” kedua sahabatku lainnya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kami berdua.
Sebenarnya ada beberapa orang yang berusaha mendekati Nara namun Nara sudah menulis besar-besar dilaman medsosnya, gue cinta rupiah tapi karena Negara gue sudah demokrasi dan merdeka, jadi gue menerima pasangan orang asing.
Begitulah Nara, yang merasa kulit eksotisnya memang pertanda semesta dirinya akan disukai oleh lelaki asing.
*****
Kopi itu manis atau pahit, malam....!
Malam itu pertemuan pertama antara Kala dan Sora, malam ke 15 menurut kalender Hijriyah, malam dimana bentuk bulan sedang penuh-penuhnya dan Air laut sedang menari dengan pasang-surut.
Sejak saat itu dan dimulai 15 detik pertama, mereka saling berbagi meja, karena cafe malam ini sangat penuh dan semua meja sudah terisi semua.
Meja Kala paling tepat dipilih lelaki yang sudah lama berada di Cafe tetapi belum juga menemukan tempat duduk karena suasana cafe yang nyaman membuat pengunjung mengisi semua tempat duduk di cafe itu.
Sora mendekati Kala yang sedang duduk sendirian dengan laptop tertutup dan kopi yang terlihat dari gelas transparan yang hampir habis. Meja Kala dekat dengan colokan listrik, dan Sora harus melakukan zoom meeting dengan klien yang sedang berbeda waktu 2 jam dengan waktu Indonesia.
Sedangkan Kala masih bingung dengan keputusan yang membuatnya harus memilih.