Kayla memandang sepucuk surat cinta yang ditulisnya dengan penuh rasa bahagia. Binarnya sama sekali tak redup. Gadis itu bersemangat sekali ingin memberikan surat itu ke seseorang yang amat dicintainya.
"Kay, kamu yakin mau ngasih ini?" Jessy bertanya dengan mulut yang penuh makanan.
"Ehm ...."
"Kamu yakin?" BIma memandang dengan wajah yang lesu.
"Nggak. Tapi, lebih baik mencoba dari pada tidak."
"Kay, dia muncul!" Jessy menunjuk ke arah dua orang pria yang tengah memasuki kantin.
Kayla segera meneguk segelas jus jeruknya dan bergegas beranjak menuju dua orang itu.
"Aku suka kamu!" Kayla membungkuk sambil memberikan surat itu. Membuat kehebohan di kantin.
Anak laki-laki itu adalah Satria. Orang yang sudah Kayla suka sejak kelas satu. Dan baginya, waktu satu tahun menyukai dari jauh sungguh menyiksa dan ia ingin menunjukkannya dengan harapan terbalaskan.
Satria berlalu begitu saja. Menyenggol tangan Kayla dan menjatuhkan surat itu. Lalu, diinjaknya sambil terus melangkah pergi.
Bima menggebrak meja , "hei!"
Bima mendekat dan hendak menghajar. Kayla menghadangnya.
"Kay ...."
"Jangan Bim."
Satria tak peduli, ia melanjutkan langkahnya dan pergi dari sana. Lalu, tanpa mereka sadari, surat itu sudah hilang. Kayla lupa untuk mengambilnya.
"Kenapa Kay?" Jessi mendekat.
"Suratnya hilang."
"Apa?!"
"Gimana Jes!" Kayla panik.
Akhinya, seharian ini mereka menghabiskan waktu untuk mencari surat itu dan hasilnya nihil.
"Besok kita cari lagi, ya?" Bima mengelus pucuk kepala Kayla. Gadis itu memandangnya dan segera mengangguk.
000
Besoknya, mereka bertiga dihukum berjemur di lapangan. Karena, melewatkan jam kelas untuk mencari sepucuk surat.
"Akhirnya selesai juga." Kayla duduk selonjor di pinggir lapangan. Keringat sudah mengucur deras.
"Maaf ya, karena aku."
Jessi dan Bima menggelang. Di rangkul gadis itu dan mereka menertawakan persahabatan ini.
"Makasih."
"Dah, ah. Kamu udah bilang maaf dan makasih berulang kali. Sekarang, dari pada sibuk dengan dua kata itu, kita ca ... itu apaan!" Jessie menunjuk kerumunan orang di lorong.
"Yuk, ke sana!" Bima menarik dan membantu Kayla ke sana, meninggalkan Jessie begitu saja.
"Aah! Aku patah hati." Jessie berdiri dan membersihkan rok bagian belakangnya.
Mereka terbengong saat sampai di sana. Surat asli tengah dipajang di mading dengan pontenan nilai dan foto kopiannya tengah dibagikan begitu saja oleh seorang gadis. Laras - adik dari Satria.
"Keterlaluan!" Jessie memukul mading, tepat di dekat Laras.