"Sharza! Awas ada batu!" Aku tak dapat mengendalikan sepeda yang kukendarai, santak rodaku menginjak batu kerikil dan tergelincir sampai-sampai aku jatuh tersungkur. Wajahku terasa sangat sakit. Nono berteriak histeris ketika melihat wajahku penuh dengan darah. Ibu segera menghampiriku yang tergeletak di aspal.
"Ibu... Sakit," rintihku namun tidak menangis.
"Ya Allah mukamu nak..." Ayah dan ibu segera membawaku ke rumah sakit. Aratha menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya ketika melihat wajahku yang sangat menyeramkan. Semua orang di sekitarku terus memperhatikan wajahku hingga akhirnya aku masuk ke dalam taksi.
"Sharza udah enggak cantik lagi,"
"Kasihan ya dia,"
"Kok mukanya kaya gitu?"
"Sebenernya muka dia cantik banget,"
"Muka lu jadi jelek banget,"
"Jangan temenin dia..."