Brakk!!!
Suara gebrakan meja membuatku tersentak. Violet, murid tercantik di sekolahku yang terkenal dengan grup dancenya, BIC (Butterfly in Cloud). Ia yang menggebrak mejaku. Ia menatapku tajam sambil menyilangkan tangannya.
"Lo pake pelet ya?!" Tanya Violet sambil mendelikkan matanya.
"Apaan sih?" Aku mengerutkan dahiku.
"Kok Reyan bisa suka sama Lo?!" Violet mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"Reyan suka sama aku?" Gumamku dalam hati.
"Ih jawab!!!" Violet menarik hijab putihku, membuat semua orang melekatkan tatapannya kepada Violet.
"Eh!!!" Lala mendorong Violet hingga ia hampir terjatuh, namun dengan cepat teman-temannya menahan tubuh tingginya itu.
"Kurang ajar!"
Plakkk!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Lala. Violet mencengkram lengan Lala sambil berbisik, "enggak usah sok jago."
Melihat hal itu, tanganku mulai mengepal. Dengan cepat, aku menarik tangannya dan menyeretnya keluar ruang kelasku.
"Jangan pernah berpikir kalau aku takut sama kamu!" Seruku kepada Violet yang tengah mengelus lengannya. Semua murid di dalam kelas bertepuk tangan melihat keberanianku untuk membentak Violet, anak dari seorang pebisnis berlian.
"Arghhh!!!" Violet mengangkat tangannya ke arah pipiku. Namun tiba-tiba sebuah tangan menangkis tangan Violet yang akan mendarat di pipiku.
"Reyan..." Lirih Violet.
"Pergi," ucap Reyan kepada Violet sambil menatapnya tajam.
"Dia udah nyeret gue! Nih buktinya..." Violet menunjukkan pergelangan tangannya yang memerah kepada Reyan.
"Tau arti pergi enggak?!" Seru Reyan tanpa menatap Violet. Air mata Violet mulai meluap, sehingga ia berlari meninggalkan kami.