RE:VISION

erzetha
Chapter #4

The Final and The Diary

Kali ini aku dapat menonton pertandingan Destiny karena pertandingannya dilaksanakan bergantian.

“Saya serius, ­lady. Saya tidak akan memukul wanita.” Destiny berkata begitu kepada lawan yang baru saja mengibaskan tombak kepadanya. Perempuan, Shironeko.

Memang benar, dia tidak membual soal itu. Dia hanya menghindar, mengelak, berkelit, dan menggeser tubuhnya. Tidak ada gerakan penyerangan sama sekali. Sungguh jantan, namun bagaimana cara dia memenangkan pertandigan?

Sang lawan berteriak, “Kau meremehkan aku hah? Kau akan menerima hukuman dariku!” Lalu menusukkan tombaknya ke depan.

Serangannya meleset lima senti. “Tentu tidak, lady. Saya benar-benar tidak akan memukul wanita.” Jawabnya.

Lawannya bertambah kesal. Membabi buta mengayunkan tombak.

Dengan mudah Destiny menghindar.

Wah, ternyata Destiny dapat dipojokkan sampai ke pinggir arena! Aku membelalakkan mata. Juga penonton lain yang sedari tadi teridam dan serius menyimak pertandingan.

“HAH! BAGAIMANA, APAKAH KAU INGIN MEMINTA MAAF DAN BERLUTUT PADAKU?” seru Shironeko. “KALAU KAU MELAKUKANNYA, AKU AKAN MERINGANKAN HUKUMANMU!”

Shironeko berlari dan akan menusukkan tombaknya secara langsung. Tentu sambil berteriak.

Sedetik kemudian, perempuan itu malah melewati garis batas arena. Destiny sekali lagi menghindari serangan dengan mudah. Tubuh shironeko terjun ke dalam death hole.

Lawanku di final sudah ditentukan. Destiny.

Tiga detik waktu yang dibutuhkan penonton untuk menyadari apa yang telah terjadi. Yang kemudian bersorak-sorai kencang. Tepukan tangan bergemuruh.

“Wow … Pertandingan yang ajaib.” Sang komentator pun ikut terkesima. Namun memang benar, itulah kata yang tepat menggambarkan pertandingan barusan. Ajaib. Sepuluh menit pertandingan yang seperti memojokkan Narayanista. Situasi diputarbalikkan 180 derajat sekejap mata olehnya.

Break time, waktu istirahat. Yang bagiku adalah waktu memikirkan strategi untuk babak selanjutnya. Lima belas menit.

Tujuh menit berlalu, aku tetap tidak terpikirkan cara mengalahkannya. Menang dari orang yang bahkan sama sekali tidak mengeluarkan tangan dari kantung celananya? Tidak terbayangkan.

Lihat selengkapnya