REA

Beni satria
Chapter #4

Bagian ketiga

Pengkhianatan selalu datang tanpa mengetuk, seperti badai yang tiba-tiba merubuhkan rumah yang selama ini kau yakini kokoh. Dan pengorbanan, sering kali menjadi tumpuan, sekaligus tali pengikat yang membuat seseorang tak bisa beranjak. Rea tahu betul tentang itu—tentang merelakan sebagian dari dirinya demi keutuhan yang palsu. Baginya, pengorbanan telah berubah dari sekadar cinta menjadi penjara yang tak kasat mata.

Saat ia berdiri di tengah keluarga besar yang selama ini melihatnya sebagai pihak yang gagal, ada sesuatu yang meluruh dari dalam dirinya—seperti daun-daun kering yang akhirnya menyerah pada musim gugur. Pengakuan tentang kemandulan yang ia palsukan, perselingkuhan Alaric yang selama ini ditutupi, kini semua terungkap. Bukan dengan amarah yang meledak, tetapi dengan ketenangan yang datang dari kesadaran bahwa segala sesuatu yang terjadi harus tiba pada ujungnya.

“Jeda,” pikir Rea. Jeda bukan sekadar istirahat, melainkan ruang bagi kebenaran untuk tumbuh. Seperti pohon yang tak bisa dipaksa berbuah sebelum waktunya, begitu pula dengan kebenaran. Ia membutuhkan waktu untuk berakar dalam keheningan, dalam proses yang kadang tak terlihat oleh mata.

Lihat selengkapnya