REA

Beni satria
Chapter #8

#2

Halaman sekretariat Green Ranger yang bertingkat dua dipenuhi para mahasiswa serta masyarakat umum yang ingin melakukan trip pendakian ke Gunung Gede yang diselenggarakan oleh event organizer kecil Nenez bersama ke tiga sahabatnya. Para peserta ditemani Moza, Ruri dan Bidu beserta panitia dadakan dari Mapala Ruri dan Rizuta, untuk diperkenalkan ke Bang Idat, sang pemilik dari Green Ranger untuk sekedar berbagi pengalaman oleh Bang Idat sekaligus untuk melakukan registrasi pendakian disana.

“Kamu gak papa, Ta?” 

“Wajah kamu pucat loh! Kan kamu belum sembuh benar.” 

“Kamu sebaiknya gak usah ikut yah. Ngebase di sini saja bareng sama sebagian panitia yang stay di sini, kami dan yang lain bisa kok menanganinya,” tanya Moza di sela-sela perbincangan para peserta dengan Bang Idat. Moza yang melihat kondisi Rizuta langsung memberikan tablet vitamin kepadanya yang memang agak drop kondisinya, tapi ia bilang akan baik-baik saja dan hanya butuh istirahat. Memang rencana mereka tidak langsung melakukan pendakian setelah sampai Green Ranger tadi sore kemungkinan besok pagi, karena tenaga mereka telah terkuras setelah melakukan perjalanan ke Cibodas

“Gak papa, Za. Aku kuat kok. Ini tanggung jawabku untuk menggantikan Nenez,” jawab Rizuta dengan senyum yang sedikit ambigu


****


Pagi itu langit sedikit cerah hanya sesekali mendung disertai gerimis lalu cerah lagi. Ya begitulah karakteristik ekologis dari hutan hujan. Rizuta berdiri di pinggir bibir penyangga balkon lantai dua sekretariat Green Ranger sambil menikmati hangatnya teh jahe merah kelihatannya kondisi Rizuta sedikit membaik, karena ia benar-benar mendapat perhatian khusus dari Moza yang super bawel kalo sudah masalah urusan vitamin dan kesehatan. Dari balkon teras atas terlihat pemandangan para pendaki yang berdatangan memenuhi halaman sekretariat Green Ranger ada juga yang mencarter angkutan umum atau membawa mobil pribadi hingga sampai mobil bus seperti rombongan trip mereka.

“Hai! Sepertinya kamu sehatan, Ta?” sapa Moza dengan senyum semangatnya, wanita ini selalu bersemangat pikir Rizuta yang langsung dibalas dengan senyum kagum sambil mengacak-ngacak rambut bondolnya Moza.

Lihat selengkapnya