REA

Beni satria
Chapter #11

#1

Pagi yang indah dihiasi semburat emas sinar mentari yang menembus dari celah gorden yang sedikit terbuka, terlihat tarian partikal debu yang mengudara karena terbaca oleh sinarnya. Harum seduhan kopi tersaji diatas meja kayu yang terbuat dari batang pohon besar yang tumbang dan diolah secara alami di kawasan belerang. Ayahnya memotong bagian batang utama pohon itu untuk dijadikan meja yang cukup unik dengan beraneka ragam guratan kayu.

Nenez mengulet dan beranjak bermaksud mengambil secangkir kopi di atas meja kayu yang terletak di pojok dekat jendela namun ia terhenti oleh sosok wanita yang sedang duduk di bangku kayu lipat dekat bibir jendela dengan posisi persis dengan kebiasaan Nenez, dan wanita tersebut yang tidak lain adalah Rea. 

“Sejak kapan kau duduk disitu Re?” tanya Nenez.

“Sejak kau terbangun dan mengumpulkan kembali serpihan ingatanmu yang terpecah karena mimpi.” 

Nenez terkekeh mendengar jawaban dari wanita di depannya itu lalu menengguk secangkir kopi miliknya.

“Aaaah, kopi ini buatanmu, Re?” ledek Nenez.

“Menurutmu?!”

“Tentu aku hanya bisa membuatkan kamu kopi dalam fase Lucid Dream,” jawab Rea yang langsung memutar badannya ke arah Nenez.

“Lucid Dream?”

“Jenis makanan apatuh Re? Enak kedengarannya.” ledeknya lagi.

Ternyata Nenez mulai terbiasa oleh teman imajinasinya itu dan Rea hanya memasang tampang cemberut.

“Aku serius tahu, kau mau tahu apa itu?” 

“Aku tidak tertarik, buang-buang waktu saja,” jawab Nenez sambil menyulutkan sebatang rokok.

“Yakin? Dengan itu kamu bisa pergi ke manapun kau suka, lho!” 

“Termasuk mendaki gunung.”

Nenez melirik kearah Rea sambil mengerutkan dahi yang segera langsung dibalas oleh delikan mengejek dan senyum penuh ambigu oleh Rea. Sepertinya Nenez mulai tertarik oleh topik yang Rea buat, ia lalu mengambil bangku besi berlipat dan membukanya untuk duduk di samping Rea.

“Bagaimana caranya?” 

Rea langsung tertawa dan menggoyangkan telunjuknya ke arah Nenez

“Pembohong” ucap Nenez

“Aku serius”

“Baiklah mula-mula sebaiknya kau mandi terlebih dahulu supaya badanmu segar dan lalu mengenakan pakaian santai, setelah itu nanti aku akan kasih tahu fase-fasenya. Aku serius dengan ini, aku sudah berjanji padamu bukan?”

“Baiklah.” 

Lihat selengkapnya