Rombongan Ruri yang terdiri dari Moza, Bidu, Moa dan Irna telah sampai pada selter 5 jalur pendakian putri menuju Gunung Gede-Pangrango. Sebuah gunung yang di mana mempunyai beberapa keragaman yang berbeda dari ekosistem: ekosistem sub-montana, ekosistem pegunungan, ekosistem sub-alpin, ekosistem danau, serta ekosistem rawa, dan ekosistem savana. Ekosistem sub-montana dicirikan oleh banyak di tumbuhi pepohonan besar dan tinggi seperti pepohonan jamuju dan puspa. Ekosistem danau ditandai dengan adanya danau yang dinamai Telaga Warna yang memiliki luas sekitar 4 hektar yang di dalamnya banyak dijumpai gangang atau alga yang berwarna biru hingga sampai memberi warna pada danau itu, itulah sebabnya danau itu diberi nama tersebut. Lalu Ekosistem sub-alpin dan savana sementara itu, ditandai dengan padang rumput Surya kencana dan Lembah Mandala wangi.
Moza menghapiri Irna di sela-sela kegiatan lalu memberikan secangkir teh jahe merah dan coklat buat asupan tenaga kepadanya yang memang terlihat kondisinya agak mulai sedikit drop tetapi ia termasuk memiliki fisik yang kuat dan tidak banyak mengeluh karena diantara rombongan pendaki, dialah yang baru pertama kali mendaki gunung yang membuat Moza agak sedikit khawatir tentang pemilihan jalur trek putri tersebut yang memang sudah disepakati akan turun lewat jalur Cibodas.
Irna yang polos dan apa adanya memang tak pernah mempermasalahkan itu, nyatanya di sepanjang jalur pendakian yang membuat Moza dan lainnya tak habis-habisnya menahan tawa karena kekocakkan sifatnya yang polos dan apa adanya.
“Bagaimana keadaanmu?” tanya Moza.
“I’m OK, Moza! Cuma permasalahannya jalannya agak nakal,” jawab Irna sambil memijit-mijit kedua betisnya.
“Maksud kamu nakal bijimane eh bagaimana?” canda Moza sambil berusaha menerka-nerka omongannya yang terkadang bikin yang lain tertawa ngakak.