Sudah tiga hari Aku bekerja di Rayariva. Buku-buku menjelma menjadi Self Therapy bagiku dan benar-benar menstimulasi semangatku. Kesempatan bekerja di Toko buku ini juga akan kugunakan untuk mencari beberapa ilmu dari berbagai buku-buku dan membeli satu buku motivasi yang bisa membantuku bertahan ditengah sesaknya hidup terlilit hutang, dan membesarkan anak seorang diri.
Namun disisi lain, Aku tak bisa santai. Aku kembali harus bertemu dengan salah satu orang yang paling kuhindari, bahkan akan berulang kali. Ya, Siapa lagi kalau bukan Risyad. Tepat pukul sembilan ketika kami membuka Toko, Dia telah datang melakukan inspeksi bersama seorang Pria, yang sepertinya Desainer interior. Itu yang Dia bilang kemarin, dan Aku salut dengan totalitas yang diembannya itu terhadap sesuatu. Dia memegang banyak bisnis namu menyempatkan diri untuk datang kemari.
Kak Raya mengatakan bahwa Risyad yang memotivasinya mengubah toko buku ini. Dan kuakui, inovasi ini sangat bagus. Apalagi Risyad cukup berpengalaman dengan deretan kesuksesan yang sudah diciptakan.
Dari tempatku merapihkan buku, sesekali Pria bertubuh tegap itu juga memangku tangannya, bermanggut pelan, dan lagi-lagi memasukkan kedua tangannya pada saku celananya. Sepertinya gaya-gaya berbicaranya itu sudah menjadi andalannya dalam menghadapi lawan bicara. Hmm, Sepupu visioner ya. Kak Raya sungguh beruntung memiliki Adik sepupu seperti Risyad, Dia sangat bisa diandalkan.
Tunggu sebentar.. apa yang kupikirkan? Sangat beruntung? tidak masuk akal!
Karena Dia berusaha baik padaku kemarin, maka Aku dengan cepat mengganggapnya baik? Spontan mataku berhenti menatapnya, ketika disaat yang bersamaan Risyad juga bergerak menuju ruang baca yang terletak disamping kanan Kafe. Aku, sangat berhati-hati tak menimbulkan kesan menghindar saat Dia lewat didepanku.
Ah betul juga, Pura-pura! Aku harus berpura-pura sibuk membaca buku cacatan yang akan datang minggu depan, namun Aku tak menemukannya. Alhasil, mataku memilih memeriksa buku yang seharusnya dipajang minggu ini, termasuk memperhatikan jajaran buku Best Seller Novel romantis dekat meja Kasir. Aku tahu, sekilas Dia menatapku dan akhirnya masuk pada ruangan taman baca itu. Fiuh! Begitu membuatku lega. Pasalnya, Risyad mungkin akan sedikit berlama-lama disana. Jadi Aku tak perlu mencari alasan untuk membuat mataku tak menatapnya. Mataku harus benar-benar kukontrol. Titik.
“Ra..., Yura?” tersadar dalam posisi berdiri, Silmi telah menepuk bahuku. “Ya?!” jawabku, kaget.
“Aku baru saja bertanya, dimana buku pembukuan yang kemarin Kau tulis” ujarnya. “Dan, Kamu melamun”jelasnya. Mulutku membuka malu sebentar dan menutup kembali. “Ah, itu, maaf. Ada di mejaku”
“Sambil melamun Kau juga menatap sepupunya Bu Raya”
“Dia Temanku” jawabku cepat.
“Oh, Te…man?” suara berayun itu menandakan Silmi meragukan kata "Teman" yang keluar dari mulutku. Dia benar- benar melihatku? astaga malunya! “Dia, benar-benar Te-man!” Sahutku menekankan kata teman. Meskipun Risyad dan Aku tidak dalam radar pertemanan yang seperti Dia kira.
“Dia single, dan Duda” Silmi jelas tak mau mengerti.
“Dan..?” tanyaku, pura-pura tak peduli.
“Kau benar-benar tak peka ya!” Tukas Silmi lagi, diakhiri dengan mendengus. Aku sebetulnya tahu apa yang Dia maksud, tapi sungguh, perasaan? Siapa yang akan jatuh hati pada Pria yang ingin Dia jauhi seumur hidup?
“Pria itu tampan ya.., Kamu beruntung menjadi temannya” Silmi jelas terhipnotis oleh penampilan Risyad. “Dia Pria yang muncul di majalah nasional, Aku sempat baca, ah! tunggu sebentar!” Tukas Silmi yang setelah itu bergerak pergi menuju pojok koran dan majalah. Dia mengambil sebuah majalah yang sepertinya adalah majalah bisnis.
Wanita itu kemudian berjalan kearahku kembali dan perlihatkan wajah Richard yang terpampang di halaman terdepan majalah itu. “Ini Dia! Pria nasional masa kini yang tahun ini mengukir sukses. Dia memulai segalanya dari bawah, dalam dua tahun Dia bisa membangun banyak Kafe, bahkan Dia juga punya rumah musik dan baru -baru ini merintis usaha Katering!” Silmi mencoba meyakinku. Namun, Aku yang telah tahu lebih dulu memilih bersikap biasa saja. “Terima kasih atas penjelasannya nona Silmi, walaupun begitu.., Pria standar nasional hanya akan tertarik dengan wanita standar nasional” jelasku. Dan baru-baru ini seorang wanita standar nasional juga mencoba mendekatinya, Yoana Shyeril.