Real

Rushi Mu'min Aziz
Chapter #3

Episode 03

Hari-hari berlalu begitu saja. Akhirnya aku bisa menerima sepenuhnya Leo dalam hidupku. Mengacak rambut, itu telah menjadi rutinitasnya setiapkali bertemu dengan ku.

Dan tanpa sepengetahuan ku, ternyata Kim Ji Hyo memutuskan untuk menjadi anak baru disini.

"Kau tidak akan makan Seojin?" tanya Jihyo saat istirahat.

Ku perhatikan, belakangan ini mereka terlihat sangat dekat, dan tentu saja itu membuat hatiku terasa tertusuk-tusuk belati beracun. Aku tau, Seojin memang menganggapku hanya sebatas adik sampai saat ini, tapi apakah dia tidak pernah menyadari perasaanku? Dan sekarang aku curiga, kalau Jihyo, dan Seojin memiliki hubungan lebih. Aku merasa panas setiap kali melihat meraka bersama. 

Dan parahnya lagi, Jihyo bilang akan tinggal dengan ku.

"Aku akan tinggal denganmu mulai besok" ucapnya pagi tadi.

Aku melihat seojin, dan Jihyo pergi bersamaan, aku memukul meja kuat.

"Ayo pergi" ajak Leo yang langsung menarik lenganku.

Aku tak menolah sama sekali, aku menurut sekarang.

"Ini" Leo memberiku sekotak susu vanila.

"Terima kasih" ucapku sambil menyunggingkan senyuman.

Leo duduk di sampingku, dan mulai memakan makanannya. Lelaki itu terlihat sangat bersemangat. Aku mengalihkan pandangan pada dua sosok manusia itu, aku merasa Jihyo lah yang sangat posesif pada Seojin yang biasa saja pada nya.

"Makan" suara itu menyadarkanku.

"Eh? I... iya" kataku.

Leo tersenyum lalu mengacak rambutku. Aku tidak merespon apapun, karena memang aku sudah terbiasa dengan semua ini.

"Waaaahhh... kalian sangat cocok ternyata" puji Hana sambil menatapku penuh senyum.

"Tidak ada yang cocok" kataku.

Untung saja aku tidak tersedak. Aku bisa melihat Jihyo yang melambaikan tangannya padaku. Mimpi apa aku semalam?

...

"Kau tidak marah lagi kan Yoonji?" tanya Jihyo saat selesai membereskan barang bawaan nya itu.

Aku hanya menatapnya tanpa harus repot mengeluarkan huruf untuknya. Aku pergi ke kamar untuk beristirahat.

"Nanti sore aku, dan yang lainnya akan pergi ke Hongdae, apa kau akan ikut?" tanya nya sebelum aku benar-benar masuk ke kamar ku.

Aku menoleh padanya, lalu membuka pintu kamar.

"Akan ku pikirkan" ucapku.

Beraninya dia merebut semua sahabatku, tidak kah cukup dia merebut keluarga, juga orang yang ku cinta selama ini?

Aku membaringkan diri, dengan enaknya aku memainkan ponsel, dan saat itu juga beberapa pesan masuk dari Leo.

Kau mau ikut dengan ku?

Ayo pergi

Aku akan menjemputmu

Haaaahhhh... Leo, dia benar-benar tak mau membiarkanku sendiri saat ini.

Baru saja aku akan melempar ponsel ku dengan kasar, notifikasi ku dapatkan kembali.

Ku harap kau akan datang nanti sore

Apakah aku harus menjemputmu Yoonji?

Pesan yang ku dapatkan kali ini dari Seojin. Mengingat kejadian beberapa hari kebelakang membuat merasa tak enak hati.

Tidak, Leo akan datang, jadi jemput saja Jihyo

Pesan terkirim, laluku tepuk keningku.

"Sial" umpatku.

Pesan itu kenapa harus terkirim? Ingin rasanya ku hapus pesan itu, tapi, tidak bisa.

"Di baca? Ya ampun" lagi-lagi aku menepuk keningku pelan.

Tok-tok-tok...

"Yoonji! Apa kau sudah siap?" tanya Jihyo di balik pintu kamar ku.

Aku pergi, dan membukakan pintu untuknya. Ku dapati seorang Jihyo dengan senyum manisnya. Kesurupan apa dia mau berbaik hati padaku?

"Seojin sudah menunggu di luar" katanya.

"Aku tidak pergi dengan Seojin, pergi saja dengannya, aku menyusul" ucapku lalu kembali menutup pintu.

"Bagus" gumam Jihyo.

Aku mengintip dari kaca jendela kamarku, satu manusia yang ternyata sahabat lamaku bersandar di mobilnya dengan tangan yang di lipat, dia menolehkan kepalanya ke arah kamarku, dengan cepat ku hilangkan diriku dari sana.

Aku bisa mendengar suara Jihyo menyapa dengan manja.

Di dalam kamar, aku bisa merasakan rasa yang benar-benar tidak bisa ku tahan. Aku terbakar api cemburu. Aku kembali mengintip, ku lihat Seojin sedang mengelus kepala Jihyo dengan senyum istimewanya. 

Mataku berkaca-kaca. Aku sedang jatuh cinta.

Mobil menghilang dari depan mataku. Dering telponku memanggilku untuk cepat mengangkatnya.

"Ya?"

"Kau sudah siap? Aku sedang dalam perjalanan" ucap suara di seberang sana.

"Aku sedang bersiap-siap" kataku.

"Baiklah, sampai bertemu yokemate" katanya.

Kata terakhir yang tak bisa ku mengerti. Leo menutup telponnya. Senyum tergaris di wajahku, aku bergegas menuju ke kamar mandi, lalu bersiap. Aku memutuskan untuk memakai dress selutut dengan lengan yang agak pendek berwarna pink peace. Rambut panjang sepinggang sengaja ku urai, dan membuat poni, biarlah aku terlihat berbeda sore ini, anggap saja ini adalah caraku untuk tenang dan menerima semuanya.

Leo kembali menelponku, dan memberitauku kalau dia sudah datang. Tak lupa aku menyambar tas kecil yang warnanya tak jau beda dengan warna bajuku saat ini. 

Lihat selengkapnya