Real

Rushi Mu'min Aziz
Chapter #10

Episode 10

Apakah Seojin lupa dengan diriku? Apa lelaki itu berniat membalas dendam padaku? Bahkan dia memutus telpon saat itu? Oh! Aku tau, dia pasti sedang asyik bersama Luna, aku tidak peduli apa yang mereka lakukan, yang jelas aku cemburu, walaupun sebenarnya sulit untuk ku akui kalau aku masih bisa merasakan itu.

"Yoonji!" tangan Hana melambai-lambai ke arah ku, dan sosok Leo yang berdiri tepat di sampingnya.

Hana berlari kecil ke arah ku, dan langsung memeluk ku begitu saja.

"Aku merindukanmu" ungkapnya.

"Aku juga" ku lepas pelukannya, dan ku tatap matanya.

"Haaaa! Kau kemana selama ini? Kenapa kau tidak pernah menelponku?" air matanya sukses mengalir di hadapanku.

"Cengeng" kataku sambil menyeka air matanya.

"Biarkan saja"

Aku tertawa kecil.

"Bagaimana kabarmu?" suara Leo terdengar kembali setelah sekian lama.

"Aku baik" singkat ku.

Lelaki itu tersenyum, sedangkan Hana sibuk menahan air matanya.

"Bagaimana dengan kalian?" tanyaku.

"Kami berteman sekarang, lagipula Hana sudah tidak mencintaiku" kata Leo sambil tersenyum, dan menoleh ke arah Hana.

"Benar sekali, jadi silahkan jika kalian memutuskan untuk membuat hubungan baru, aku tidak akan cemburu" katanya.

Aku hanya bisa tersenyum.

"Tunggu sebentar, dia menelponku" katanya lagi sambil merogoh saku jaketnya.

Gadis itupun pergi, dan mengangkat telponnya, sementara aku hanya bisa terdiam, dan tak tau harus memulai pembicaraan darimana.

"Ku dengar Seojin akan pulang" ucapan itu memecah keheningan sekaligus membuat ku tak percaya.

"Apa kau senang?" tanya Leo.

"..."

"Ya, aku tau kau pasti senang dengan kabar ini"

Ku tarik nafas ku dalam-dalam, lalu mengeluarkannya dengan kasar.

"Tau apa kau tentang hatiku?"

"Aku tidak tau, tapi yang jelas kau pasti senang, karena jauh di dalam hatimu, nama itu masih ada, dan tak akan bisa kau lupakan" jelasnya.

Aku kembali terdiam. Tanpa pamit aku melangkah pergi dari lelaki itu.

"Kita masih bisa berteman kan? Yokemate?" ucapannya menghentikan ku, tapi aku tidak terpengaruh dengan ucapannya itu, aku kembali melanjutkan langkah, dan pergi dari sana.

"Kemana Yoonji?" tanya Hana.

"Dia ada urusan, jadi dia pergi lebih dulu" kata Leo berbohong.

Hana hanya bisa mengangguk kecil.

"Ayo pergi, nanti kita akan datang lagi. Sepertinya hanya di tempat ini kita bisa bertemu dengan Yoonji" ajak Leo sambil menggenggam tangan Hana.

Mereka pun pergi dari taman kota.

...

"Ku dengar Seojin akan pulang" kalimat itu kembali terngiang di kepalaku, melintas-lintas seperti sedang mempermainkan ku. Aku mencoba menepis pikiran itu berkali-kali, tapi, nihil. Aku beringsut turun dari kasur, menuju dapur untuk sekedar memakan sandwich yang ku lupakan tadi pagi.

Seseorang membunyikan belnya.

"Ya, tunggu sebentar" kataku sedikit berteriak, lalu aku bergegas membuka pintunya.

Paket?

Setelah aku menerima sekardus paket itu, aku kembali ke dalam, dan mendorong paket berat itu.

"Siapa yang mengirimiku paket seberat ini?" gerutu ku saat sampai di ruang tengah.

Tanpa ba-bi-bu lagi, aku langsung membukanya, dan ku dapati beberapa kotak susu vanila di dalamnya.

"Ini?" ku hentikan ucapanku saat mataku mendapatkan secarik kertas.

Ini untuk mu, anggap saja ini tanda terima kasih ku karena membiarkan ku tinggal di tempat mu.

Sayang ku untuk mu.

Jaeyun.


Senyumku muncul setelah selesai membaca pesan singkat itu. Haaa... kakakku memang sangat baik, dan mencintaiku. Sedihku sedikit hilang.

"Terima kasih" lontar ku pelan.

Setelah itu aku mulai menata kotak susu itu di dalam kulkas. Aku lelah hari ini, ku baringkan tubuhku di atas kasur kesayanganku.

"Sepi" gumamku.

Malam ini, apakah aku bisa tertidur dengan nyenyak? Ucapan Leo mengenai kepulangan Seojin benar-benar mengganggu hidupku saat ini.

Ku raih ponsel yang tadi ku simpan di atas laci meja. Aku mencari nama Minhyun, lalu memutuskan untuk berkirim pesan dengannya.

(Minhyun! Kau sudah tidur?)

Tak ada balasan langsung seperti biasanya, mungkin saja dia sudah terlelap, dan menikmati mimpinya. Tapi...

(Noona, ada apa? Aku belum tidur, ada sesuatu yang harus ku kerjakan)

(Syukurlah)

(Ada apa noona? Ada yang bisa ku bantu?)

(Tidak, aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu)

(Tentu, silahkan, ku harap aku bisa menjawabnya dengan baik. Apa ini mengenai Konkuk?)

(Hahaha... tentu saja tidak)

(Lalu?)

(Seojin)

(Ada apa dengannya?)

Berkirim pesan seperti ini sangat memakan waktu yang lama, sebaiknya ku telpon saja, biar tidak repot menunggu seperti ini.

"Minhyun? Apa Seojin akan pulang?" akhirnya tanpa basa-basi.

"Aku tidak tau"

"..."

"Siapa yang memberitaumu?"

"Leo"

"Oh, pacar mu dulu ya?"

"Hah? Siapa yang pernah berpacaran dengannya? Baiklah, lupakan saja, aku akan pergi tidur" kataku mengakhiri telponnya.

...

"Yoonji, ku dengar kau di rekrut menjadi trainee di C9 entertainment" kata Suna salah satu mahasiswa yang selalu duduk di sebelahku.

"Aku tidak tau" kataku yang membuat ekspresi Suna tanda tanya.

"Kau serius?"

"Ya"

"Tapi, beritanya sudah menyebar, kau tak melihatnya?" lagi-lagi Suna bersikeras untuk membuatku mengakui.

"Aku sungguh tidak tau" kataku.

Aku kembali fokus pada ponsel ku, dan membenarkan posisi duduk ku.

Lihat selengkapnya